Posts

Showing posts from October 5, 2008

Cinta Sang Sufi: Pesona Cinta Rabiah al-Adawiyah

Terlalu tingginya kecintaan Rabi`ah terhadap Allah mengesankan ada pengabaian atas janji, surga dan ancaman neraka, sebagai motivasi pengabdi. Cinta tanpa pamrih ini, tak pelak menimbulkan revolusi rohaniyah pada masa sesudahnya. Dan masih jarang tulisan yang mencoba untuk mengkritisi dengan penalaran yang jernih untuk kembali ke mahabbah `aqliyyah dari `athifiyyah Rabi`ah sering jadi rujukan melalui konsepsi mahabbah-nya, sebagai masa transisi dari konsepsi sebelumnya (khawf, takut dan rajaa’, harapan). Prosesnya via purgativa (penyucian hati) ke via kontemplativa (perenungan dengan berzikir) lantas via illuminativa (tersingkapnya tabir penyekat alam ghaib), sebagai tempat dia diberkahi cinta dan kearifan, yang akan diakhiri dengan union mystica. Terlalu tingginya kecintaan Rabi`ah terhadap Allah mengesankan ada pengabaian atas janji, surga dan ancaman neraka, sebagai motivasi pengabdi. Cinta tanpa pamrih ini, tak pelak menimbulkan revolusi rohaniyah pada masa sesudahnya. Dan masih ja...

Penalaran Akal dalam Prespektif al-Juwaini

Al-Juwaini yakin dengan dalil-dalil yang berdasarkan akal. Ia memandang dalil akal (al-adillah al-aqliyah) itu mutlak. Bahkan, menurut sebagian ahli, keyakinan al-Juwaini terhadap dalil-dalil pikiran itu merupakan suatu keyakinan yang membuatnya tampak tidak perlu bersandar pada syara’ sepanjang dalil-dalil tersebut akan dapat menuntun dan membawa kepada apa yang ingin dicapai. Al-Juwaini tentang Penalaran Akal dan Kritiknya terhadap Mu’tazilah: Suatu Corak Pembelaan Teologis Para ahli mencatat, bahwa Imam al-Haramain al-Juwaini menjadi tokoh yang penting karena berkiprah di antara dua masa: masa Asy’ariyah klasik dan masa “modern” dalam aliran Ibn Khaldun. Maka dapatlah dimengerti bila ia, al-Juwaini, lalu tampil memberi landasan-landasan penalaran yang kukuh bagi pemikiran-pemikiran Asy’ariyah klasik yang sedang memasuki suatu era “modern”. Dengan kiprah pemikiran-pemikirannya tersebut terhapuslah anggapan, bahwa kaum Asy’ariyah meletakkan akal pada posisi yang sangat lemah; se...

Selayang Pandang tentang Makrifat

Secara etimologi, ma’rifah berarti pengetahuan atau pengenalan. Sedangkan dalam istilah sufi, ma’rifah itu diartikan sebagai pengetahuan mengenai Tuhan melalui hati (qalbu). Pengetahuan itu sedemikian lengkap dan jelas sehingga jiwanya merasa satu dengan yang diketahuinya itu. Abu Nasr al-Sarraj al-Tusi di dalam kitabnya al-Luma’ mengatakan bahwa ma’rifah itu merupakan pengenalan hati terhadap obyek-obyek yang menjadi sasarannya. Inilah, menurut al-Gazali, pengetahuan yang meyakinkan dan merupakan pengetahuan yang hakiki. Untuk memperoleh pengetahuan yang meyakinkan tentang segala sesuatu, pertama-tama kata al-Gazali, haruslah diketahui arti pengetahuan atau ilmu yang benar dan meyakinkan itu. Dalam kitabnya al-Munqiz, al-Gazali mengatakan: “Al-’Ilm Al-Yaqini (ilmu yang meyakinkan) ialah tersingkapnya sesuatu dengan jelas, sehingga tak ada lagi ruangan untuk ragu-ragu, tak mungkin salah atau keliru, tak ada di hati tempat untuk itu.” Sebagai contoh kata al-Gazali: “Jika kuketahu...