Posts

Showing posts from January 12, 2009

Aliran Isyraqi dalam Tasawuf Falsafi

Pendiri aliran ini adalah Abul Futuh Suhrawardi yang lahir pada tahun 549 H/1154 M dan wafat di Aleppo (Syria) pada tahun 587 H/1191 M. Suhrawardi pada usia remajanya selalu berpindah-pindah untuk menuntut ilmu pengetahuan. Ia pergi ke Maraga belajar ilmu fikih dan ilmu kalam dengan Majduddin al-Jili. Dari Maraga ke Ispahan ia belajar ilmu logika dengan Sahlamas Sawi, kemudian ke pelbagai daerah di Iran dan Irak dan Asia Tengah dan perjalanannya berakhir di Alepo ia dijatuhi hukuman mati. Suhrawardi banyak menulis buku yang menggembarkan mode tasawufnya, sehingga karya tulisnya berjumlah 50 judul dalam bahawa Arab dan Persi (Pahlevi), sebegian mengenai filsafat dan sebagian lein mengenai tasawuf. Di antara karya tulisnya yang terpenting “I’tikad al-Hukama” (Keyakinan para Filusuf), “Hayakilu al-Nur” (Bentuk Cahaya), “Bustanu al-Qulub” (Taman Hati), “Risalah al-Mi’raj” (Risalah Mi’raj), “Al-Waridat” (Temuan Hati), “Al-Taqdisaat” (Yang Dimuliakan). Suhrawardi menamakan ajaran tasawufnya ...

Wahdatu al-Syuhud

Dalam buku “Tarikh al-Islam” dikatakan “taswuf Islam berkembang dengan pesat di kalangan kaum muslimin khususnya di kalangan orang-orang Persia yang masuk Islam. Dalam perkembangan yang terakhir, tasawuf Islam berpadu dengan ajaran filsafat sehingga menjadi satu mode tasawuf yang dinamakan filsafat tasawuf”. Filsafat tasawuf yang merupakan perpaduan ajaran filsafat Neo Platonisme dan di pihak lain dengan ajaran filsafat Persia dan India”. Browne dalam bukunya “Literary History of Persia” mengutip ucapan Von Kramer yang mengatakan “jelas ajaran tasawuf menghimpunkan dua unsur ajaran yang berbeda, yang satu dari ajaran hidup zuhud (sederhana) yang diajarkan agama Kristen yang masuk ke dalam Islam semenjak abad pertama kemudian disusul dengan ajaran samedhi Budha yang dibawa oleh orang-orang Persia ke dalam Islam. Ajaran inilah yang sangat mempengaruhi ajaran tasawuf sehingga tasawuf Islam kehilangan kemurniannya”. Maka pada suasana yang seperti ini lahirlah pemikir besar al-Gazali yang...

Pemikiran al-Hallaj dalam Tasawuf Falsafi

Ajaran Abu Yazid tentang ittihad mempunyai pengaruh besar dalam perkemangan filsafat tasawuf sesudahnya. Karena itu pada tahun 244 H/858 M lahirlah Abu Mugis al-Husain bin Mansur al-Hallaj al-Baidhawi di kota Baidha (Iran) yang dikenal dengan al-Hallaj. Agama semula yang dipeluknya adalah Zoroaster kemudian memeluk agama Islam. Pada usia 16 tahun ia berada di Tustar belajar tasawuf dengan Abdullah Tustari dan pada usia 18 tahun ia berangkat ke Basrah dan Bagdad. Di Bagdad ia belajar dengan Junaidi al-Bagdadi dan Amru bin Usman al-Makki. Setelah menunaikan ibadah haji ia kembali ke Bagdad dan selanjutnya ia mulai mengembara ke Ahwaz, Hurasan, Turkistan, dan ke India ia mempelajari filsafat Hindu dan Budha dan juga mempelajari mistik dan astronomi. Pada usia 58 tahun ia kembali ke Bagdad dengan membawa ajaran yang mengagetkan para ulama fikih dan tasawuf. Ubaid bin Sa’ad menulis dalam bukunya “Shilat Tarikh al-Thabari” mengutip dari beberapa buku yang ditulis al-Hallaj tentang ajaran fik...