Hari Akhir atau Hari Kiamat ?
Sebagai orang yang mengaku beriman kepada Allah, kita pun dituntut untuk beriman kepada hari akhir di samping beriman kepada malaikat, kitab, rasul, dan taqdir. Terkadang iman kita hanya sekedar meyakini tanpa menyadari dengan sepenuh perasaan yang kemudian dimanifestasikan dalam perbuatan dan pikiran. Padahal iman itu selain diikrarkan dengan lisan juga harus diamalkan dan dijadikan sebuah kesadaran bagi setiap tindakan kita agar setiap tindakan kita bernilai guna. Begitu juga iman kita kepada hari akhir.
Hari Akhir atau hari Kiamat?
Akhirat
Sebagai orang yang mengaku beriman kepada Allah, kita pun dituntut untuk beriman kepada hari akhir di samping beriman kepada malaikat, kitab, rasul, dan taqdir. Terkadang iman kita hanya sekedar meyakini tanpa menyadari dengan sepenuh perasaan yang kemudian dimanifestasikan dalam perbuatan dan pikiran. Padahal iman itu selain diikrarkan dengan lisan juga harus diamalkan dan dijadikan sebuah kesadaran bagi setiap tindakan kita agar setiap tindakan kita bernilai guna. Begitu juga iman kita kepada hari akhir.
Oleh itu, tidak salah sekiranya pemikiran tentang hari akhir atau akhirat kita kaji semula agar dapat menambah kefahaman dan memantapkan iman kita. Oleh itu, pembahasan ini saya mulakan dengan tinjauan tentang akhirat, memisahkannya dari pemahaman tentang qiyamat. Asumsi saya, akhirat itu bukanlah sekedar qiyamat. Beriman kepada hari kiyamat tidak sama dengan beriman kepada hari akhir. Iman kepada hari kiyamat identik dengan keyakinan bahwa suatu masa nanti seluruh alam ini akan mengalami kehancuran total. Sedangkan iman kepada hari akhir berimplikasi kepada pemahaman bahwa tujuan akhir perjalanan hidup ini adalah kembali ke asal mula kejadiannya, yaitu Tuhan, cepat atau lambat, sekarang atau nanti.
Pemikiran tentang hari akhir sejalan dengan kenyataan bahwa usia kita di dunia ini amatlah pendek, walau begitu, kita ingin hidup lebih panjang, bahkan hidup kembali setelah kematian untuk akhirnya bertemu lagi dengan sesuatu yang kita sayangi dan amat kita rindukan. Dengan kata lain, kehidupan di dunia ini hanyalah sekedar persinggahan sementara, mampir ngombe kata orang Jawa. Ibarat musafir persinggahan kita di dunia ini hanyalah sekedar berehat sejenak untuk meminum seteguk air dan kemudian melanjutkan lagi perjalanan yang masih panjang jarak tempuhnya. Bagaimana tatacara mampir ngombe yang benar, musafir telah ditunjukkan aturannya agar tetap sehat dan bisa melanjutkan perjalanannya sampai titik yang terakhir. Isyarat ini ditunjukkan dalam al-Qur'an surah al-Insan: 1-6:
1. Bukankah Telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? 2. Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), Karena itu kami jadikan dia mendengar dan Melihat, 3. Sesungguhnya kami Telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir, 4. Sesungguhnya kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan neraka yang menyala-nyala, 5. Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. (Kafur ialah nama suatu mata air di surga yang airnya putih dan baunya sedap serta enak sekali rasanya), 6. (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya.
Susunan ayat di atas berlanjut hingga kepada gambaran tentang kenikmatan dan penderitaan. Maka terasalah bahwa kita telah menempuh perjalanan yang sangat panjang dalam sekejap mata. Yakni perjalanan yang dimulai sejak sebelum penciptaan manusia, pada suatu hari yang ketika itu belum ada sesuatu pun yang bisa disebut dan berakhir di dalam surga atau neraka, sedang kehidupan dunia diselipkan di tengahnya, dalam beberapa kalimat yang pendek-pendek.
Pada waktu yang lain, terlihat oleh kita bahwa dunia dan akhirat hadir bersama-sama. Sekelompok manusia memohon kepada Nabi s.a.w. agar menyegerakan siksaan, padahal ketika itu mereka berada di tepi neraka jahannam, "mereka meminta kepadamu supaya segera diturunkan adzab. Dan sesungguhnya Jahannam benar-benar meliputi orang-orang kafir" (Q.S. al-'Ankabut: 54).
Dalam suatu ketika pula, terlihat penggabungan antara pemandangan dunia dan pemandangan akhirat. Menggiring kedua-duanya dalam satu giringan, seolah kedua-duanya berada dalam satu waktu, dan saling bergantian, didahulukan atau dikemudiankan (Q.S. al-Mursalat: 8-34)
Selain itu, antara ayat al-Qur'an yang menyindir tentang kehidupan dunia dan akhirat adalah Ar-Rum ayat 7, menyatakan: "ya'lamuna zhahiran min al-hayat al-dunya wa hum 'an al-akhirat hum ghafilun". Maksudnya, "Mereka Hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan sebagai dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai".
Kata kunci yang dapat diambil dari ayat tersebut adalah "zhahiran min al-hayat al-dunya" artinya "sisi lahir dari kehidupan yaitu dunia". Jika sisi dunia adalah sisi lahir dari kehidupan, maka bolehlah dikatakan bahwa sisi batinnya adalah akhirat, sebagaimana keterangan selanjutnya dalam satu nafas ayat di atas. Jadi, unsur immaterial yang berperan sebagai nyawa kehidupan dunia inilah sebenarnya akhirat. Dialah yang batin bagi kehidupan. Lalu, apakah akhirat itu?
Dari kutipan ayat di atas, dapat dipahami bahwa hari akhirat adalah masa-masa terakhir di mana pengembaraan ruh mencapai garis finish. Akhirat adalah destinasi paling akhir bagi perjalanan ruh kita. Yaitu menjumpai Dia. Dia yang berperan di sebalik kehidupan ini. Dia itulah yang memainkan kehidupan ini, Dialah dalang bagi wayang kehidupan ini, Dialah sumber segala sesuatu yang hidup, dan kepada-Nya lah akhirnya segala sesuatu kembali.
Asalnya, segala ruh adalah suci karena berasal dari Tuhan yang Maha Suci. Ruh tercampakkan ke dunia fana, bersama dengan jasadnya kadang bisa membuatkan ruh menjadi kotor karena pengaruh nafsu. Bagaimanapun, ruh merindukan ingin kembali ke tempatnya semula yang suci, sebuah destinasi yang Maha Tinggi, Maha Agung, Maha Pengasih dan Penyayang. Ruh ingin merasakah indahnya berada di ketinggian sambil menikmati keagungan yang memberinya rasa kasih dan sayang. Ruh yang dapat kembali ke tempat asalnya merasa bahagia tiada tara, merasa aman, tenteram dan damai dalam liputan kekuasaan Tuhan. Sedangkan ruh yang sukar mencapai destinasi berdekatan dengan Tuhan, merasa tersiksa.
Hari akhirat adalah hari ruh dengan Tuhan, kehidupan ruh dekat, dekat sekali, atau dekat sedekat-dekatnya dengan Tuhan atau sebaliknya, yaitu jauh, agak jauh, atau amat jauh dari Tuhan. Dimensi dekat dengan Tuhan disebut Surga, sedangkan jauh dari Tuhan disebut neraka. Dialah pemilik surga dan neraka. Dia meliputi kedua-duanya. Di dalam Surga suasananya damai dan bahagia karena berada di dalam liputan pusat kesucian yang memberi kasih dan sayang, dalam wilayah aman sejahtera Yang Maha Mengamankan dan Maha Mensejahterakan. Dan, nikmat surga yang paling tinggi adalah ruh melihat wajah tuhan secara langsung.
Dari pemahaman ini, berimplikasi bahwa wujud surga bukanlah kebun dan sungai-sungai. Apa yang dikatakan dalam ayat al-Qur'an bahwa di dalam surga ada kebun-kebun dan sungai-sungai itu hanyalah I'tibar bagi kita yang lemah memikirkannya. Kita, dalam hal ini, kadang-kadang seperti anak kecil yang bertanya kepada bapaknya "bagaimana rasanya orang berciuman itu"? maka cukuplah bapaknya menjawab "seperti kamu makan premen atau gula-gula". Kita pun mengangguk paham.
Sedang neraka itu sebaliknya, ialah apabila posisi ruh berada jauh dari asalnya, yaitu Tuhan. Semakin ruh jauh dari Tuhan semakin tersiksa ia karena ia sangat merindukan dan ingin segera kembali ke asalnya semula, berkumpul dengan ruh-ruh lain di hadirat Tuhan. Pertanyaannya, mengapa ruh tertahan sehingga susah kembali, mendekat kepada Tuhannya? Karena Tuhan Maha Suci, sedangkan ruh yang begini telah kotor akibat ulah dan dosanya semasa hidup di dunia.
Jika dikatakan neraka jahannam itu adalah yang paling dalam, maka maksudnya begitulah keadaan ruh yang dalam perjalanan pulangnya, tersesat pada tempat yang masih sangat jauh dari destinasinya (Tuhan), merasa sangat tersiksa seperti dibakar dengan api yang bahan bakarnya dari batu dan manusia. Mereka tersesat karena tidak beriman, malah menduakan Tuhan. Ruh yang begini tidak tahu ke mana dia akan pergi sehingga tersesat ke lembah yang amat jauh dari Tuhan. Tempatnya yang amat jauh dari Tuhan yang dicarinya menyebabkan ia merasa amat tersiksa.
Beriman kepada hari akhir derimplikasi kepada pemahaman bahwa Surga dan Neraka tidaklah berdimensi ruang dan waktu. Sedangkan beriman kepada qiyamat berimplikasi sebaliknya. Rabi'ah al-Adawiyah adalah di antara orang yang berpandangan perlunya iman kepada hari akhirat, karena beriman kepada hari kiamat saja tidaklah cukup.
Syahdan, sufi masyhur itu menyusuri jalan-jalan kota Bagdad yang hiruk-pikuk. Ia menjinjing seember air dan sebuah obor. Ketika ditanya hendak kemana, ia menjawab enteng: “Aku hendak membakar surga dengan obor dan memadamkan neraka dengan air!
Konon, Rabiah Adawiyah, sang sufi itu, resah akan tingkat ketulusan manusia dalam beribadah. Mereka hanya ingin meraih surga dan mengelak neraka. Pendeknya, beribadah dengan iming-iming tertentu. Bagi Rabiah, itu sama saja dengan mental para budak. Agar dapat menanam ketulusan, Rabiah tergerak membuang iming-iming yang ia anggap telah menggerus nilai ketulusan.
Andai Rabiah masih hidup, ia tentu akan lebih paham betapa bahayanya imajinasi akan surga imajinasi itu. Sebab baginya, tujuan akhir ibadah tak lain agar kelak dapat menatap wajah, mendapat rida dan cinta Sang Terkasih. Prinsip ibadah Rabi’ah adalah cinta, keikhlasan, dan ketulusan hati. Ibadah tanpa imbalan. Karena itu, dalam sebuah puisi nan romantis, Rabiah bersenandung: Jika aku menyembah-Mu karena berharap surga/jauhkanlah surga itu dariku/jika aku menyembah-Mu karena takut akan neraka /cemplungkanlah aku ke di kedalamannya.
Antusiasme ibadah seperti itu, kini disenandungkan oleh seorang dalang wayang Suket ternama kita, Ki Slamet Gundono. Dalam kidung Mabuk Gusti, manusia digambarkan beribadah sampai teler, sehingga ia tak peduli lagi akan imbalan dan ganjaran.
Ini berlainan lagi dengan obsesi kita yang dimabuk surga. Imajinasi akan surga telah menggilakan dan menghilangkan pesona Tuhan yang memberi surga itu sendiri. Andaikan surga benar-benar tidak ada—seperti syair lagu Chrisye dan Dewa (jika surga dan neraka tak pernah ada/masihkah kau sujud kepada-Nya?)
Di sinilah kita perlu mendalami hakikat surga (Arab: jannah). Dalam al-Mu`jam al-Wasû‘h, kata jannah berpadan makna dengan hadûژah dan bustân. Semuanya punya makna dasar, yaitu kebun. Konon, dalam panorama alam masyarakat Arab yang dipenuhi padang pasir nan tandus dan kering, kebun adalah imajinasi terindah dan sangat diidamkan.
Surga juga digambarkan seperti griya kenikmatan (dârun na`ûٹ) yang kelak akan dijumpai di akhirat. Di sana ada pepohonan rindang, kuntuman bunga, sungai-sungai, dan lautan madu dan susu yang mengalir tiada henti. Di sana juga tersedia bidadari-bidadari nan cantik-jelita dan senantiasa siap melayan; sebuah gambaran yang sangat material sekaligus membangkitkan gairah. Semua itu hanyalah sekedar gambaran saja.
Qiyamat
Kenyataan dalam al-Qur'an ada terdapat beragam istilah atau nama yang digunakan untuk menyebut suatu masa dan kejadian yang cepat atau lambat terjadi di alam dunia ini, yaitu kehancuran total, akhir kehidupan dunia, dan kehidupan semula di alam yang baru untuk merasakan hasil usahanya selama manusia singgah di kehidupan alam dunia ini. Mereka yang beriman dan beramal soleh boleh masuk ke alam surga, sedangkan yang kufur dan lalai tercampakkan ke dalam neraka.
Sumber dari al-Qur'an yang oleh kebanyakan ulama dijadikan rujukan berkaitan dengan Qiyamah atau hari kiyamat amatlah beragam. Ada kalanya al-Qur'an menyebutnya dengan istilah al-Sa'ah, atau al-Qori'ah, atau al-Waqi'ah, atau 'anin Naba' al-'Azhim, ataupun al-Haditsul Ghosiyah, atau nama-nama lainnya. Namun, dalam pengamatan penulis, memahami istilah-istilah tersebut secara parsial belumlah memadai untuk memahami hakikat dan maksud yang sebenarnya tentang akhirat yang mana kita diperintahkan untuk beriman kepadanya.
Tentang qiyamat, Taufik, dalam blognya menulis November 21, 2009 at 3:19 pm • Filed under Islami, (http://taufik79.wordpress.com) bahwa Dalam bahasa kita, bisa dipahami bahwa keadaan kiamat yang diinformasikan al-Qur'an adalah “Apabila bumi digoncangkan dengan sekeras-kerasnya, dan gunung-gunung dihancurkan selumat-lumatnya, maka jadilah ia debu yang beterbangan.” (QS. 56:4-6), juga ayat “Ketika bumi digoncangkan sekeras-kerasnya, dan bumi mengeluarkan semua isinya, manusia bertanya: ‘Mengapa menjadi begini?’, dihari itu bumi akan menceritakan beritanya bahwa Tuhanmu telah memerintahkan seperti itu.” (QS. 99:1-5), dan ayat “Wahai manusia, insyaflah pada Tuhanmu, bahwa goncangan Sa’ah itu adalah sesuatu yang amat dahsyat.” (QS. 22:1). Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang mengisahkan tentang prahara hari kiamat.
Tentang asyrathus sa’ah (tanda-tanda kiamat) hadits pun sangat banyak yang menjelaskan. Ada hadits yang menjelaskan awal mula terjadinya kiamat adalah keluarnya matahari dari ufuk barat, ada yang menjelaskan dimulai dengan keluarnya ’seekor hewan’ yang bersamaan dengan Dajjal, ada yang dimulai dengan turunnya Imam Mahdi al-Muntazhar, dll.
Yang paling tidak dimengerti dan membuat resah adalah banyaknya statemen-statemen tentang kiamat akhir-akhir ini. Masih ingatkah kita kasus Sekte Kiamat yang menamakan diri dengan Pondok Nabi di tahun 2003, yang mengatakan bahwa kiamat akan terjadi pada 10 November 2003? Atau masih ingatkah kita akan kasus tersebarnya isu bahwa pada tanggal 9 bulan 9 tahun 1999 akan terjadi kiamat, karena saat itu posisi bumi terletak satu garis dengan benda langit lainnya dan menyebabkan gravitasi berganda?
Dari semua klaim tentang hancurnya dunia di atas sudah jelas-jelas salah. Karena hitungan yang mereka yakini hingga detik ini sudah terlewat beberapa tahun. Hal ini juga ditegaskan oleh Syekh Thanthawi Jauhari bahwa prediksi semacam itu hanyalah perhitungan yang semu (takhmin wa takhyil).
Salah satu isu mutakhir berkaitan dengan akhir zaman dan masa depan dunia adalah apa yang kita kenal dengan istilah ”KIAMAT 2012”. Coba Anda klik entri ” 2012 the end of the world” atau ”Kiamat 2012” atau “Ramalan maya” akan ada lebih dari 700.000 hit untuk Anda klik. Lebih dari 6500 video telah diposting di YouTube. Ratusan buku juga menulis mengenai hal itu, mengikuti sukses buku Daniel Pinchbeck: ”2012: The Return of Quetzalcoatl”, yang terjual ribuan kopi tiap bulannya.
Sebenarnya isu ini sudah cukup lama diangkat ke permukaan. Namun dalam beberapa tahun terakhir ini isu tersebut kian ramai dibicarakan. Media massa, cetak dan elektronik tidak ketinggalan turut meramaikan isu yang cukup heboh ini. Banyak kalangan dari mulai pakar astronomi, geologi, saintologi, bahkan paranormal dan selebritis, termasuk sebagian tokoh masyarakat dan kiyai ikut terlibat dalam memperbincangkan tema ini.
Hanya Tuhan saja yang tahu perihal hari qiyamat
Kiamat merupakan hal ghaib yang harus diimani oleh setiap muslim dan yang hanya diketahui oleh Allah swt saja seperti banyak disebutkan didalam Kitab-Nya maupun Sunnah Nabi saw, diantaranya : “Mereka menanyakan kepadamu tentang as-ss'ah: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang as-saa'ah itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Ia Amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Ia tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”. mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang as-saa'ah adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui”. (QS. Al A’raf : 187)
Ibnu Katsir menafsiri bahwa firman Allah perihal waktu kejadian as-saa'ah di atas” Adalah perintah Allah swt kepada nabi-Nya saw apabila beliau saw ditanya tentang waktu terjadinya kiamat maka hendaklah beliau saw mengembalikan pengetahuan tentang itu kepada Allah swt. Sesungguhnya Dia lah yang menjelaskan waktu kedatangannya atau mengetahui kejelasan perkara itu dan kapan kepastian waktunya. (Tafsir Ibnu Katsir juz III hal 518)
“Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah”. dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh Jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya.” (QS. Al Ahzab : 63)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra bahwasanya Rasulullah saw bersabda, ”Kunci-kunci ghaib itu lima,’Sesungguhnya hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat, dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada didalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok, dan tiada yang seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (HR. Bukhori).
Al Qurthubi menyebutkan pendapat Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa kelima kunci-kunci ghaib tersebut tidaklah ada yang mengetahuinya kecuali Allah swt. Hal itu juga tidak diketahui oleh para malaikat, bahkan para Nabi yang diutus. Maka barangsiapa yang menganggap bahwa dirinya mengetahui sesuatu tentang itu semua maka orang itu telah mengingkari Al Qur’an dikarenakan ia telah menyalahinya. (Al Jami Li Ahkamil Qur’an juz XIV hal 400).
Dan juga jawaban Rasulullah saw ketika ditanya oleh Malaikat Jibril tentang kapan terjadinya kiamat maka beliau saw besabda,”Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada yang bertanya.” (HR. Muslim) Hadits tersebut menjelaskan bahwa diri Rasulullah saw dan juga orang yang bertanya (Jibril) tidaklah mengetahui tentang waktu terjadinya kiamat.
Syeikh Yusuf al Qaradhawi pernah ditanya tentang akan hancurnya alam ini pada tahun 2012 ?! Beliau menjawab bahwa ini termasuk pembicaraan tentang sesuatu yang akan datang, menerobos tabir masa yang akan datang, menyingkap apa-apa yang mungkin terjadi pada anda besok atau lusa, dan itu semua tidaklah ada yang mengetahuinya kecuali Allah swt. “Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok.” (QS. Luqman : 34)
Seseorang mungkin mengetahui sesuatu dengan berbagai indikatornya akan tetapi hal itu hanyalah sebatas dugaan bukanlah kepastian. “dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.” (QS. Luqman : 34)
Ramalan akan adanya kiamat pada 2012 dari suku Maya sebenarnya belum diketahui dasar perhitungannya. Tetapi issu ini sudah menyebar luas lewat media Internet. Sebagai Muslim, kita harus yakin bahwa Kiamat ada dan PASTI akan datang. Dan waktunya, kita tidak ada yang tahu, apalagi sampai menyebut tanggal.
Tentang waktu, kapan kiamat terjadi, ummat Islam hanya diberi sign, berupa tanda-tanda datangnya kiamat yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits. Bila tanda-tanda sudah ada, maka hari yang dimaksud memang sudah dekat. Tetapi tepatnya kapan, kembali ke konsep dasar, Ummat Islam tidak ada yang boleh menyebut waktu, baik hari, tanggal, bulan maupun tahun.
Qiyamat 2012?
Mengenai Planet X (Nibiru) bukti-bukti astronomis yang digunakan untuk teori-teori Planet ini benar-benar melenceng. Pada 18 Juni kemarin, peneliti-peneliti Jepang mengumumkan berita bahwa pencarian teoretis mereka untuk sebuah massa besar di luar Tata Surya kita telah membuahkan hasil. Dari perhitungan mereka, mungkin saja terdapat sebuah planet yang sedikit lebih besar daripada sebuah obyek Plutoid atau planet kerdil, tetapi tentu lebih kecil dari Bumi, yang mengorbit Matahari dengan jarak lebih dari 100 SA. Tetapi sebelum kita terhanyut pada penemuan ini, planet ini bukan Nibiru, dan bukan pula bukti akan berakhirnya dunia ini pada 2012. Penemuan ini penemuan baru dan merupakan perkembangan yang sangat menarik dalam pencarian planet-planet minor di balik Sabuk Kuiper.
Allah lah yang mengetahui kebenaran hakikinya bahkan terhadap berbagai penafsiran tentang alam semesta ini, perkembangan alam maupun kehidupan yang seluruhnya merupakan teori-teori, seperti halnya teori ledakan besar, teori ini dan teori itu. Dan sebagaimana sebuah teori maka ada pula sebagian ilmuwan lainnya yang melakukan penyanggahan terhadapnya dengan berbagai teori lainnya dan begitulah selanjutnya.
Adapun hakekat kebenaran dalam permasalahan ini tidaklah ada yang mengetahuinya kecuali Allah swt sebagaimana disebutkan didalam Al Qur’an.
Penutup
Qiyamah pasti terjadi, cepat atau lambat. Kita harus mengimaninya, tapi iman kepada qiyamah saja belumlah mencerminkan iman kepada akhirat. Sedangkan kita diperintahkan untuk beriman kepada akhirat.
Hari Akhir atau hari Kiamat?
Akhirat
Sebagai orang yang mengaku beriman kepada Allah, kita pun dituntut untuk beriman kepada hari akhir di samping beriman kepada malaikat, kitab, rasul, dan taqdir. Terkadang iman kita hanya sekedar meyakini tanpa menyadari dengan sepenuh perasaan yang kemudian dimanifestasikan dalam perbuatan dan pikiran. Padahal iman itu selain diikrarkan dengan lisan juga harus diamalkan dan dijadikan sebuah kesadaran bagi setiap tindakan kita agar setiap tindakan kita bernilai guna. Begitu juga iman kita kepada hari akhir.
Oleh itu, tidak salah sekiranya pemikiran tentang hari akhir atau akhirat kita kaji semula agar dapat menambah kefahaman dan memantapkan iman kita. Oleh itu, pembahasan ini saya mulakan dengan tinjauan tentang akhirat, memisahkannya dari pemahaman tentang qiyamat. Asumsi saya, akhirat itu bukanlah sekedar qiyamat. Beriman kepada hari kiyamat tidak sama dengan beriman kepada hari akhir. Iman kepada hari kiyamat identik dengan keyakinan bahwa suatu masa nanti seluruh alam ini akan mengalami kehancuran total. Sedangkan iman kepada hari akhir berimplikasi kepada pemahaman bahwa tujuan akhir perjalanan hidup ini adalah kembali ke asal mula kejadiannya, yaitu Tuhan, cepat atau lambat, sekarang atau nanti.
Pemikiran tentang hari akhir sejalan dengan kenyataan bahwa usia kita di dunia ini amatlah pendek, walau begitu, kita ingin hidup lebih panjang, bahkan hidup kembali setelah kematian untuk akhirnya bertemu lagi dengan sesuatu yang kita sayangi dan amat kita rindukan. Dengan kata lain, kehidupan di dunia ini hanyalah sekedar persinggahan sementara, mampir ngombe kata orang Jawa. Ibarat musafir persinggahan kita di dunia ini hanyalah sekedar berehat sejenak untuk meminum seteguk air dan kemudian melanjutkan lagi perjalanan yang masih panjang jarak tempuhnya. Bagaimana tatacara mampir ngombe yang benar, musafir telah ditunjukkan aturannya agar tetap sehat dan bisa melanjutkan perjalanannya sampai titik yang terakhir. Isyarat ini ditunjukkan dalam al-Qur'an surah al-Insan: 1-6:
1. Bukankah Telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? 2. Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), Karena itu kami jadikan dia mendengar dan Melihat, 3. Sesungguhnya kami Telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir, 4. Sesungguhnya kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan neraka yang menyala-nyala, 5. Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. (Kafur ialah nama suatu mata air di surga yang airnya putih dan baunya sedap serta enak sekali rasanya), 6. (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya.
Susunan ayat di atas berlanjut hingga kepada gambaran tentang kenikmatan dan penderitaan. Maka terasalah bahwa kita telah menempuh perjalanan yang sangat panjang dalam sekejap mata. Yakni perjalanan yang dimulai sejak sebelum penciptaan manusia, pada suatu hari yang ketika itu belum ada sesuatu pun yang bisa disebut dan berakhir di dalam surga atau neraka, sedang kehidupan dunia diselipkan di tengahnya, dalam beberapa kalimat yang pendek-pendek.
Pada waktu yang lain, terlihat oleh kita bahwa dunia dan akhirat hadir bersama-sama. Sekelompok manusia memohon kepada Nabi s.a.w. agar menyegerakan siksaan, padahal ketika itu mereka berada di tepi neraka jahannam, "mereka meminta kepadamu supaya segera diturunkan adzab. Dan sesungguhnya Jahannam benar-benar meliputi orang-orang kafir" (Q.S. al-'Ankabut: 54).
Dalam suatu ketika pula, terlihat penggabungan antara pemandangan dunia dan pemandangan akhirat. Menggiring kedua-duanya dalam satu giringan, seolah kedua-duanya berada dalam satu waktu, dan saling bergantian, didahulukan atau dikemudiankan (Q.S. al-Mursalat: 8-34)
Selain itu, antara ayat al-Qur'an yang menyindir tentang kehidupan dunia dan akhirat adalah Ar-Rum ayat 7, menyatakan: "ya'lamuna zhahiran min al-hayat al-dunya wa hum 'an al-akhirat hum ghafilun". Maksudnya, "Mereka Hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan sebagai dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai".
Kata kunci yang dapat diambil dari ayat tersebut adalah "zhahiran min al-hayat al-dunya" artinya "sisi lahir dari kehidupan yaitu dunia". Jika sisi dunia adalah sisi lahir dari kehidupan, maka bolehlah dikatakan bahwa sisi batinnya adalah akhirat, sebagaimana keterangan selanjutnya dalam satu nafas ayat di atas. Jadi, unsur immaterial yang berperan sebagai nyawa kehidupan dunia inilah sebenarnya akhirat. Dialah yang batin bagi kehidupan. Lalu, apakah akhirat itu?
Dari kutipan ayat di atas, dapat dipahami bahwa hari akhirat adalah masa-masa terakhir di mana pengembaraan ruh mencapai garis finish. Akhirat adalah destinasi paling akhir bagi perjalanan ruh kita. Yaitu menjumpai Dia. Dia yang berperan di sebalik kehidupan ini. Dia itulah yang memainkan kehidupan ini, Dialah dalang bagi wayang kehidupan ini, Dialah sumber segala sesuatu yang hidup, dan kepada-Nya lah akhirnya segala sesuatu kembali.
Asalnya, segala ruh adalah suci karena berasal dari Tuhan yang Maha Suci. Ruh tercampakkan ke dunia fana, bersama dengan jasadnya kadang bisa membuatkan ruh menjadi kotor karena pengaruh nafsu. Bagaimanapun, ruh merindukan ingin kembali ke tempatnya semula yang suci, sebuah destinasi yang Maha Tinggi, Maha Agung, Maha Pengasih dan Penyayang. Ruh ingin merasakah indahnya berada di ketinggian sambil menikmati keagungan yang memberinya rasa kasih dan sayang. Ruh yang dapat kembali ke tempat asalnya merasa bahagia tiada tara, merasa aman, tenteram dan damai dalam liputan kekuasaan Tuhan. Sedangkan ruh yang sukar mencapai destinasi berdekatan dengan Tuhan, merasa tersiksa.
Hari akhirat adalah hari ruh dengan Tuhan, kehidupan ruh dekat, dekat sekali, atau dekat sedekat-dekatnya dengan Tuhan atau sebaliknya, yaitu jauh, agak jauh, atau amat jauh dari Tuhan. Dimensi dekat dengan Tuhan disebut Surga, sedangkan jauh dari Tuhan disebut neraka. Dialah pemilik surga dan neraka. Dia meliputi kedua-duanya. Di dalam Surga suasananya damai dan bahagia karena berada di dalam liputan pusat kesucian yang memberi kasih dan sayang, dalam wilayah aman sejahtera Yang Maha Mengamankan dan Maha Mensejahterakan. Dan, nikmat surga yang paling tinggi adalah ruh melihat wajah tuhan secara langsung.
Dari pemahaman ini, berimplikasi bahwa wujud surga bukanlah kebun dan sungai-sungai. Apa yang dikatakan dalam ayat al-Qur'an bahwa di dalam surga ada kebun-kebun dan sungai-sungai itu hanyalah I'tibar bagi kita yang lemah memikirkannya. Kita, dalam hal ini, kadang-kadang seperti anak kecil yang bertanya kepada bapaknya "bagaimana rasanya orang berciuman itu"? maka cukuplah bapaknya menjawab "seperti kamu makan premen atau gula-gula". Kita pun mengangguk paham.
Sedang neraka itu sebaliknya, ialah apabila posisi ruh berada jauh dari asalnya, yaitu Tuhan. Semakin ruh jauh dari Tuhan semakin tersiksa ia karena ia sangat merindukan dan ingin segera kembali ke asalnya semula, berkumpul dengan ruh-ruh lain di hadirat Tuhan. Pertanyaannya, mengapa ruh tertahan sehingga susah kembali, mendekat kepada Tuhannya? Karena Tuhan Maha Suci, sedangkan ruh yang begini telah kotor akibat ulah dan dosanya semasa hidup di dunia.
Jika dikatakan neraka jahannam itu adalah yang paling dalam, maka maksudnya begitulah keadaan ruh yang dalam perjalanan pulangnya, tersesat pada tempat yang masih sangat jauh dari destinasinya (Tuhan), merasa sangat tersiksa seperti dibakar dengan api yang bahan bakarnya dari batu dan manusia. Mereka tersesat karena tidak beriman, malah menduakan Tuhan. Ruh yang begini tidak tahu ke mana dia akan pergi sehingga tersesat ke lembah yang amat jauh dari Tuhan. Tempatnya yang amat jauh dari Tuhan yang dicarinya menyebabkan ia merasa amat tersiksa.
Beriman kepada hari akhir derimplikasi kepada pemahaman bahwa Surga dan Neraka tidaklah berdimensi ruang dan waktu. Sedangkan beriman kepada qiyamat berimplikasi sebaliknya. Rabi'ah al-Adawiyah adalah di antara orang yang berpandangan perlunya iman kepada hari akhirat, karena beriman kepada hari kiamat saja tidaklah cukup.
Syahdan, sufi masyhur itu menyusuri jalan-jalan kota Bagdad yang hiruk-pikuk. Ia menjinjing seember air dan sebuah obor. Ketika ditanya hendak kemana, ia menjawab enteng: “Aku hendak membakar surga dengan obor dan memadamkan neraka dengan air!
Konon, Rabiah Adawiyah, sang sufi itu, resah akan tingkat ketulusan manusia dalam beribadah. Mereka hanya ingin meraih surga dan mengelak neraka. Pendeknya, beribadah dengan iming-iming tertentu. Bagi Rabiah, itu sama saja dengan mental para budak. Agar dapat menanam ketulusan, Rabiah tergerak membuang iming-iming yang ia anggap telah menggerus nilai ketulusan.
Andai Rabiah masih hidup, ia tentu akan lebih paham betapa bahayanya imajinasi akan surga imajinasi itu. Sebab baginya, tujuan akhir ibadah tak lain agar kelak dapat menatap wajah, mendapat rida dan cinta Sang Terkasih. Prinsip ibadah Rabi’ah adalah cinta, keikhlasan, dan ketulusan hati. Ibadah tanpa imbalan. Karena itu, dalam sebuah puisi nan romantis, Rabiah bersenandung: Jika aku menyembah-Mu karena berharap surga/jauhkanlah surga itu dariku/jika aku menyembah-Mu karena takut akan neraka /cemplungkanlah aku ke di kedalamannya.
Antusiasme ibadah seperti itu, kini disenandungkan oleh seorang dalang wayang Suket ternama kita, Ki Slamet Gundono. Dalam kidung Mabuk Gusti, manusia digambarkan beribadah sampai teler, sehingga ia tak peduli lagi akan imbalan dan ganjaran.
Ini berlainan lagi dengan obsesi kita yang dimabuk surga. Imajinasi akan surga telah menggilakan dan menghilangkan pesona Tuhan yang memberi surga itu sendiri. Andaikan surga benar-benar tidak ada—seperti syair lagu Chrisye dan Dewa (jika surga dan neraka tak pernah ada/masihkah kau sujud kepada-Nya?)
Di sinilah kita perlu mendalami hakikat surga (Arab: jannah). Dalam al-Mu`jam al-Wasû‘h, kata jannah berpadan makna dengan hadûژah dan bustân. Semuanya punya makna dasar, yaitu kebun. Konon, dalam panorama alam masyarakat Arab yang dipenuhi padang pasir nan tandus dan kering, kebun adalah imajinasi terindah dan sangat diidamkan.
Surga juga digambarkan seperti griya kenikmatan (dârun na`ûٹ) yang kelak akan dijumpai di akhirat. Di sana ada pepohonan rindang, kuntuman bunga, sungai-sungai, dan lautan madu dan susu yang mengalir tiada henti. Di sana juga tersedia bidadari-bidadari nan cantik-jelita dan senantiasa siap melayan; sebuah gambaran yang sangat material sekaligus membangkitkan gairah. Semua itu hanyalah sekedar gambaran saja.
Qiyamat
Kenyataan dalam al-Qur'an ada terdapat beragam istilah atau nama yang digunakan untuk menyebut suatu masa dan kejadian yang cepat atau lambat terjadi di alam dunia ini, yaitu kehancuran total, akhir kehidupan dunia, dan kehidupan semula di alam yang baru untuk merasakan hasil usahanya selama manusia singgah di kehidupan alam dunia ini. Mereka yang beriman dan beramal soleh boleh masuk ke alam surga, sedangkan yang kufur dan lalai tercampakkan ke dalam neraka.
Sumber dari al-Qur'an yang oleh kebanyakan ulama dijadikan rujukan berkaitan dengan Qiyamah atau hari kiyamat amatlah beragam. Ada kalanya al-Qur'an menyebutnya dengan istilah al-Sa'ah, atau al-Qori'ah, atau al-Waqi'ah, atau 'anin Naba' al-'Azhim, ataupun al-Haditsul Ghosiyah, atau nama-nama lainnya. Namun, dalam pengamatan penulis, memahami istilah-istilah tersebut secara parsial belumlah memadai untuk memahami hakikat dan maksud yang sebenarnya tentang akhirat yang mana kita diperintahkan untuk beriman kepadanya.
Tentang qiyamat, Taufik, dalam blognya menulis November 21, 2009 at 3:19 pm • Filed under Islami, (http://taufik79.wordpress.com) bahwa Dalam bahasa kita, bisa dipahami bahwa keadaan kiamat yang diinformasikan al-Qur'an adalah “Apabila bumi digoncangkan dengan sekeras-kerasnya, dan gunung-gunung dihancurkan selumat-lumatnya, maka jadilah ia debu yang beterbangan.” (QS. 56:4-6), juga ayat “Ketika bumi digoncangkan sekeras-kerasnya, dan bumi mengeluarkan semua isinya, manusia bertanya: ‘Mengapa menjadi begini?’, dihari itu bumi akan menceritakan beritanya bahwa Tuhanmu telah memerintahkan seperti itu.” (QS. 99:1-5), dan ayat “Wahai manusia, insyaflah pada Tuhanmu, bahwa goncangan Sa’ah itu adalah sesuatu yang amat dahsyat.” (QS. 22:1). Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang mengisahkan tentang prahara hari kiamat.
Tentang asyrathus sa’ah (tanda-tanda kiamat) hadits pun sangat banyak yang menjelaskan. Ada hadits yang menjelaskan awal mula terjadinya kiamat adalah keluarnya matahari dari ufuk barat, ada yang menjelaskan dimulai dengan keluarnya ’seekor hewan’ yang bersamaan dengan Dajjal, ada yang dimulai dengan turunnya Imam Mahdi al-Muntazhar, dll.
Yang paling tidak dimengerti dan membuat resah adalah banyaknya statemen-statemen tentang kiamat akhir-akhir ini. Masih ingatkah kita kasus Sekte Kiamat yang menamakan diri dengan Pondok Nabi di tahun 2003, yang mengatakan bahwa kiamat akan terjadi pada 10 November 2003? Atau masih ingatkah kita akan kasus tersebarnya isu bahwa pada tanggal 9 bulan 9 tahun 1999 akan terjadi kiamat, karena saat itu posisi bumi terletak satu garis dengan benda langit lainnya dan menyebabkan gravitasi berganda?
Dari semua klaim tentang hancurnya dunia di atas sudah jelas-jelas salah. Karena hitungan yang mereka yakini hingga detik ini sudah terlewat beberapa tahun. Hal ini juga ditegaskan oleh Syekh Thanthawi Jauhari bahwa prediksi semacam itu hanyalah perhitungan yang semu (takhmin wa takhyil).
Salah satu isu mutakhir berkaitan dengan akhir zaman dan masa depan dunia adalah apa yang kita kenal dengan istilah ”KIAMAT 2012”. Coba Anda klik entri ” 2012 the end of the world” atau ”Kiamat 2012” atau “Ramalan maya” akan ada lebih dari 700.000 hit untuk Anda klik. Lebih dari 6500 video telah diposting di YouTube. Ratusan buku juga menulis mengenai hal itu, mengikuti sukses buku Daniel Pinchbeck: ”2012: The Return of Quetzalcoatl”, yang terjual ribuan kopi tiap bulannya.
Sebenarnya isu ini sudah cukup lama diangkat ke permukaan. Namun dalam beberapa tahun terakhir ini isu tersebut kian ramai dibicarakan. Media massa, cetak dan elektronik tidak ketinggalan turut meramaikan isu yang cukup heboh ini. Banyak kalangan dari mulai pakar astronomi, geologi, saintologi, bahkan paranormal dan selebritis, termasuk sebagian tokoh masyarakat dan kiyai ikut terlibat dalam memperbincangkan tema ini.
Hanya Tuhan saja yang tahu perihal hari qiyamat
Kiamat merupakan hal ghaib yang harus diimani oleh setiap muslim dan yang hanya diketahui oleh Allah swt saja seperti banyak disebutkan didalam Kitab-Nya maupun Sunnah Nabi saw, diantaranya : “Mereka menanyakan kepadamu tentang as-ss'ah: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang as-saa'ah itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Ia Amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Ia tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”. mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang as-saa'ah adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui”. (QS. Al A’raf : 187)
Ibnu Katsir menafsiri bahwa firman Allah perihal waktu kejadian as-saa'ah di atas” Adalah perintah Allah swt kepada nabi-Nya saw apabila beliau saw ditanya tentang waktu terjadinya kiamat maka hendaklah beliau saw mengembalikan pengetahuan tentang itu kepada Allah swt. Sesungguhnya Dia lah yang menjelaskan waktu kedatangannya atau mengetahui kejelasan perkara itu dan kapan kepastian waktunya. (Tafsir Ibnu Katsir juz III hal 518)
“Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah”. dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh Jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya.” (QS. Al Ahzab : 63)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra bahwasanya Rasulullah saw bersabda, ”Kunci-kunci ghaib itu lima,’Sesungguhnya hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat, dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada didalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok, dan tiada yang seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (HR. Bukhori).
Al Qurthubi menyebutkan pendapat Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa kelima kunci-kunci ghaib tersebut tidaklah ada yang mengetahuinya kecuali Allah swt. Hal itu juga tidak diketahui oleh para malaikat, bahkan para Nabi yang diutus. Maka barangsiapa yang menganggap bahwa dirinya mengetahui sesuatu tentang itu semua maka orang itu telah mengingkari Al Qur’an dikarenakan ia telah menyalahinya. (Al Jami Li Ahkamil Qur’an juz XIV hal 400).
Dan juga jawaban Rasulullah saw ketika ditanya oleh Malaikat Jibril tentang kapan terjadinya kiamat maka beliau saw besabda,”Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada yang bertanya.” (HR. Muslim) Hadits tersebut menjelaskan bahwa diri Rasulullah saw dan juga orang yang bertanya (Jibril) tidaklah mengetahui tentang waktu terjadinya kiamat.
Syeikh Yusuf al Qaradhawi pernah ditanya tentang akan hancurnya alam ini pada tahun 2012 ?! Beliau menjawab bahwa ini termasuk pembicaraan tentang sesuatu yang akan datang, menerobos tabir masa yang akan datang, menyingkap apa-apa yang mungkin terjadi pada anda besok atau lusa, dan itu semua tidaklah ada yang mengetahuinya kecuali Allah swt. “Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok.” (QS. Luqman : 34)
Seseorang mungkin mengetahui sesuatu dengan berbagai indikatornya akan tetapi hal itu hanyalah sebatas dugaan bukanlah kepastian. “dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.” (QS. Luqman : 34)
Ramalan akan adanya kiamat pada 2012 dari suku Maya sebenarnya belum diketahui dasar perhitungannya. Tetapi issu ini sudah menyebar luas lewat media Internet. Sebagai Muslim, kita harus yakin bahwa Kiamat ada dan PASTI akan datang. Dan waktunya, kita tidak ada yang tahu, apalagi sampai menyebut tanggal.
Tentang waktu, kapan kiamat terjadi, ummat Islam hanya diberi sign, berupa tanda-tanda datangnya kiamat yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits. Bila tanda-tanda sudah ada, maka hari yang dimaksud memang sudah dekat. Tetapi tepatnya kapan, kembali ke konsep dasar, Ummat Islam tidak ada yang boleh menyebut waktu, baik hari, tanggal, bulan maupun tahun.
Qiyamat 2012?
Mengenai Planet X (Nibiru) bukti-bukti astronomis yang digunakan untuk teori-teori Planet ini benar-benar melenceng. Pada 18 Juni kemarin, peneliti-peneliti Jepang mengumumkan berita bahwa pencarian teoretis mereka untuk sebuah massa besar di luar Tata Surya kita telah membuahkan hasil. Dari perhitungan mereka, mungkin saja terdapat sebuah planet yang sedikit lebih besar daripada sebuah obyek Plutoid atau planet kerdil, tetapi tentu lebih kecil dari Bumi, yang mengorbit Matahari dengan jarak lebih dari 100 SA. Tetapi sebelum kita terhanyut pada penemuan ini, planet ini bukan Nibiru, dan bukan pula bukti akan berakhirnya dunia ini pada 2012. Penemuan ini penemuan baru dan merupakan perkembangan yang sangat menarik dalam pencarian planet-planet minor di balik Sabuk Kuiper.
Allah lah yang mengetahui kebenaran hakikinya bahkan terhadap berbagai penafsiran tentang alam semesta ini, perkembangan alam maupun kehidupan yang seluruhnya merupakan teori-teori, seperti halnya teori ledakan besar, teori ini dan teori itu. Dan sebagaimana sebuah teori maka ada pula sebagian ilmuwan lainnya yang melakukan penyanggahan terhadapnya dengan berbagai teori lainnya dan begitulah selanjutnya.
Adapun hakekat kebenaran dalam permasalahan ini tidaklah ada yang mengetahuinya kecuali Allah swt sebagaimana disebutkan didalam Al Qur’an.
Penutup
Qiyamah pasti terjadi, cepat atau lambat. Kita harus mengimaninya, tapi iman kepada qiyamah saja belumlah mencerminkan iman kepada akhirat. Sedangkan kita diperintahkan untuk beriman kepada akhirat.
good idea
ReplyDeleteKalau sudah paham bahwa akhirat itu dekat(kahidupan batin), tentunya kiamat juga dekat. Semuanya tidak bisa diartikan secara materi.
ReplyDeleteSelamat mencari kiamat.
alamat facebook:mudjahidinpunya