Nur Muhammad dalam Tasawuf dan Kristus dalam Teologi Kristen
"Dzālika al-nūr alladzi kāna qabla al-’ālam, wa al-hikmah al-asāsiyyah al-’aqliyyah al-kā'inah qabla al-duhr, wa al-kalimat al-hayy, al-kā'inu ma’a al-ab min al-’abad'i, alladdzī huwa Allāh, al-maulūd al-awwal al-wāhid min Allāh, al-kā'in qabla kulli khaliqāt.”
Tentang Yesus Kristus, Bambang Noor Sena, Seorang Kristen ortodok menyatakan: "Dzālika al-nūr alladzi kāna qabla al-’ālam, wa al-hikmah al-asāsiyyah al-’aqliyyah al-kā'inah qabla al-duhr, wa al-kalimat al-hayy, al-kā'inu ma’a al-ab min al-’abad'i, alladdzī huwa Allāh, al-maulūd al-awwal al-wāhid min Allāh, al-kā'in qabla kulli khaliqāt.” (Itulah nūr atau cahaya yang sudah ada sebelum alam semesta diciptakan, hikmat dan akal Ilahi yang sudah ada sebelum zaman-zaman, iaitu Firman yang hidup, yang bersama-sama dengan Bapa sejak kekal. Ia Allah sendiri. Kerana firman itu satu-satunya yang keluar daripada Allah dan pertama dilahirkan-Nya, sudah ada sebelum segala diciptakan).
Bambang menyatakan bahawa ungkapan sejarawan gereja, Eusebius dari Kaisare (wafat tahun 340 M.) tentang nūr sebagaimana dalam kutipan di atas, diterapkan bagi ketuhanan Isa al-Masih. Pandangannya berdasarkan Injil bahawa sebagai Firman Allah (logos), Isa disebut juga “hikmah, akal Allah”, dan “al-nūr al-ladzi kāna qabla al-’ālam" (cahaya yang sudah ada sebelum alam sekalian).
Ungkapan Bambang ini menjadi masalah apabila dipertemukan dengan konsep Nūr Muhammad dalam Tasawuf Islam sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits, “Awwalu mā khuliqa nūriy, wa fī riwāyat rūhiy (Permulaan dari ciptaan Allah ialah Nūr-Ku, atau dalam riwayat lain sebagai ruh-Ku).
Bagi memahami kontradiksi pendapat Bambang dengan pemahaman teks hadits tentang nūr, maka dapat dikatakan bahawa hakikat nūr yang ada pada nabi Isa ialah “al-nūr al-ladzi kāna qabla al-’ālam", ialah cahaya yang sudah ada sebelum alam sekalian, sama dengan hakikat nūr pada setiap makhluk yang lain, bukan pada nabi Isa saja. Nūr Ilahi termanifestasi ke dalam setiap makhluk-Nya, tetapi wujudnya yang paling sempurna termanifestasi pada diri Muhammad s.a.w.
Perlu dicatat di sini, bahawa meskipun Nūr Muhammad dalam keyakinan tasawuf juga bersifat pra-ada (pre-existence), namun ia tetap sebagai ciptaan (al-makhlūq). Sedangkan dalam teologi Kristian, Yesus Kristus sebagai “Sabda Allah” dianggap sama-sama kekal dengan zat Allah sendiri. Kerana itu, “Sabda Allah” itu ghayr al-makhlūq (bukan ciptaan).
Dalam tasawuf, konsep Nūr Muhammad yang bermuara pada pemujaan kepada Nabi Muhammad s.a.w. yang sangat tinggi, bahkan melampaui nabi dan rasul serta seluruh makhluk ciptaan Tuhan, masih tetap dicatat bahawa Muhammad adalah ’abduh (hamba-Nya). Ia tidak diusung untuk mendekati derajat ketuhanan, Muhammad tidak disembah. Jadi, konsep Nūr Muhammad di sini, tidak mencemari kemurnian tauhid Islam, ia tetap sahaja ’abduh (hamba-Nya). Hal ini sebagaimana dibuktikan oleh A. Schimmel berkaitan dengan fenomena pujian kepada Nabi Muhammad s.a.w. Bahawa menurut sufi, pertemuan dengan Tuhan agak susah, sehingga mereka menumpahkan pujian, penghormatan dan kerinduan kepada Nabi s.a.w. Meskipun Muhammad s.a.w. dipuji dan dijunjung setinggi langit, ia tetap sahaja ”’abduh” (hamba-Nya); bukan Tuhan yang disembah; manusia yang sangat dikasihi-Nya; sebagai hamba, ia tetap sosok manusia yang kepadanya sesama makhluk boleh berpaling dengan penuh kasih-sayang, harapan, dan pemujaan.
Annemarie Schimmel, menyebutkan bahawa Allah mencipta microkosmos manusia sempurna (insān kāmil), dan Muhammad ialah manusia sempurna itu.
Demikianlah sekedar perspektif saya sebagai orang awam. bukan ahli sufi.
Monggo......
Bambang menyatakan bahawa ungkapan sejarawan gereja, Eusebius dari Kaisare (wafat tahun 340 M.) tentang nūr sebagaimana dalam kutipan di atas, diterapkan bagi ketuhanan Isa al-Masih. Pandangannya berdasarkan Injil bahawa sebagai Firman Allah (logos), Isa disebut juga “hikmah, akal Allah”, dan “al-nūr al-ladzi kāna qabla al-’ālam" (cahaya yang sudah ada sebelum alam sekalian).
Ungkapan Bambang ini menjadi masalah apabila dipertemukan dengan konsep Nūr Muhammad dalam Tasawuf Islam sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits, “Awwalu mā khuliqa nūriy, wa fī riwāyat rūhiy (Permulaan dari ciptaan Allah ialah Nūr-Ku, atau dalam riwayat lain sebagai ruh-Ku).
Bagi memahami kontradiksi pendapat Bambang dengan pemahaman teks hadits tentang nūr, maka dapat dikatakan bahawa hakikat nūr yang ada pada nabi Isa ialah “al-nūr al-ladzi kāna qabla al-’ālam", ialah cahaya yang sudah ada sebelum alam sekalian, sama dengan hakikat nūr pada setiap makhluk yang lain, bukan pada nabi Isa saja. Nūr Ilahi termanifestasi ke dalam setiap makhluk-Nya, tetapi wujudnya yang paling sempurna termanifestasi pada diri Muhammad s.a.w.
Perlu dicatat di sini, bahawa meskipun Nūr Muhammad dalam keyakinan tasawuf juga bersifat pra-ada (pre-existence), namun ia tetap sebagai ciptaan (al-makhlūq). Sedangkan dalam teologi Kristian, Yesus Kristus sebagai “Sabda Allah” dianggap sama-sama kekal dengan zat Allah sendiri. Kerana itu, “Sabda Allah” itu ghayr al-makhlūq (bukan ciptaan).
Dalam tasawuf, konsep Nūr Muhammad yang bermuara pada pemujaan kepada Nabi Muhammad s.a.w. yang sangat tinggi, bahkan melampaui nabi dan rasul serta seluruh makhluk ciptaan Tuhan, masih tetap dicatat bahawa Muhammad adalah ’abduh (hamba-Nya). Ia tidak diusung untuk mendekati derajat ketuhanan, Muhammad tidak disembah. Jadi, konsep Nūr Muhammad di sini, tidak mencemari kemurnian tauhid Islam, ia tetap sahaja ’abduh (hamba-Nya). Hal ini sebagaimana dibuktikan oleh A. Schimmel berkaitan dengan fenomena pujian kepada Nabi Muhammad s.a.w. Bahawa menurut sufi, pertemuan dengan Tuhan agak susah, sehingga mereka menumpahkan pujian, penghormatan dan kerinduan kepada Nabi s.a.w. Meskipun Muhammad s.a.w. dipuji dan dijunjung setinggi langit, ia tetap sahaja ”’abduh” (hamba-Nya); bukan Tuhan yang disembah; manusia yang sangat dikasihi-Nya; sebagai hamba, ia tetap sosok manusia yang kepadanya sesama makhluk boleh berpaling dengan penuh kasih-sayang, harapan, dan pemujaan.
Annemarie Schimmel, menyebutkan bahawa Allah mencipta microkosmos manusia sempurna (insān kāmil), dan Muhammad ialah manusia sempurna itu.
Demikianlah sekedar perspektif saya sebagai orang awam. bukan ahli sufi.
Monggo......
Yah... saya rasa penjelasan anda bisa juga begitu, sebab kita semua nanti-Nya kalau sudah mencapai kesempurnaan segambar dengan Yesus, maka kitapun akan memancarkan cahaya-Nya .
ReplyDeleteSeluruh manusia targetnya adalah dapat mencapai kesempurnaan itu, segambar dengan Yesus . Sebab bukan kah kita di ciptakan menurut Fitrah-Nya, dan Yesus itulah Fitrah Allah itu maka kita akan di jadikan seperti Dia . Dan kitapun akan mendpt kemuliaan bersama-sama dg Dia .
Dan ketika Adam & Hawa melanggar perintah Allah, Tidak Patuh & Taat kpd-Nya dengan mendengarkan suara Iblis, dikatakan Iblis telah meleoaskan pakaian Adam & Hawa bukan ?
Cahaya itulah pakaian mrk dahulu, sehingga ketika cahaya itu terlepas krn kesalahan mrk, maka mrk melihat diri mrk telanjang . cahaya itu manutupi manusia, spt pakaian spt bulu pada binatang , kira-kira begitu . Gbu.
Para sufi menghormati Yesus sebagai hamba dan utusan Tuhan sebagaimana nabi-nabi yang lain. Barangkali bukan kesempurnaan segambar dengan Yesus yangg dicita-citakan pengamal Nur Muhammad dalam sufisme, tapi Muhammad s.a.w. adalah tipe ideal manusia sempurna yang diidam-idamkan
ReplyDeleteYesus adalah Manusia juga, dan sempurna dan idam idamkan... Ia datang dari atas bukan dari dunia, seperti sabdanNya.
DeleteSeperti semua rasul, mrk menunjukkan kepada yang lebih tinggi . Begitu juga Muhammad, ia memberitakan tentang Yesus yang sempurna sebagai manusia, bukankah ada hadis yang menuliskan bahwa Muhammad mengatakan kalau semua manusia telah di sentuh setan karena itu pada saat lahir mereka semua menangis ? Hanya 'Isa putera Maryam dan anak-nya saja yang tidak di sentuh setan . Artinya apa ? Muhammad percaya bahwa 'Isa dan ibunya tidak dapat di dekati oleh setan . Dan bukankah Yesus di lahirkan SUCI, diperkuat dengan Rohul Qudus ? Sebagai TANDA BAGI SEMESTA ALAM, SEBAGAI "RAHMAT" DARI ALLAH ?
ReplyDeleteBukakah di dalam al Quran, nabi Musa mengatakan bahwa manusia harus mendengarkan perkataan Rasul, Nabi yang Ummi, yitu 'ISA PUTERA MARYAM ? Yang namanya terdapat di Taurat dan Injil ? Sebab hanya 'Isa putera Maryamlah yang keturunan perempuan, hanya 'Isa sajalah dari semua nabi yang memakai nama belakang perempuan bukan ? Dan dalam ayat al Quran tersebut mengatakan bahwa manusia harus mendengarkan apa yang di katakan nabi itu, harus MEMULIAKAN DIA ('ISA PUTERA MARYAM), MENOLONG DIA, DAN MENGIKUTI "CAHAYA TERANG" YANG DI TURUNKAN DI ATAS 'ISA PUTERA MARYAM . Seperti ketika 'Isa berkata: Siapa yg akan menjadi penolong-Ku, menegakkan AGAMA ALLAH ? maka pengikut-Nya yang setia( para sahabat/ murid-murid-Nya) berkata: Kamilah yang akan menjadi penolong-penolong Allah . Dan bukankah pengikut 'Isa putera Maryam berada di atas orang-orang kafir hingga kiamat ? Dan mereka juga di berikan kemenangan .
Jadi sebenarnya siapakah yang harus di ikuti? Siapakah sebenarnya RASUL ALLAH ? 'ISA PUTERA MARYAM LAH: RASUL ALLAH ITU, NABI YANG UMMI, YANG NAMANYA TERDAPAT DI TAURAT DAN INJIL, YANG PERKATAANNYA HARUS DI DENGARKAN DAN YANG HARUS JUGA " DI MULIAKAN" JUGA YANG HARUS DI TOLONG UNTUK MENEGAKKAN AGAMA ALLAH, SEPERTI APA YANG DI BAWA-NYA SEBAB DIALAH RASUL YANG DATANG LANGSUNG DARI ALLAH, YANG DI AJARKAN LANGSUNG OLEH ALLAH SENDIRI TANPA PERANTARA JADI PASTINYA APA YANG DI AJARKANNYA ITU SAHIH, PASTI BENAR DAN TIDAK TERCEMAR, DAN CAHAYA TERANG YANG ADA PADA 'ISA PUTERA MARYAM ITULAH YANG HARUS DI IKUTI, maaf sebab yang di maksudkan oleh ayat tersebut jelas-jelas adalah 'Isa putera Maryam dan bukannya di suruh mengikuti cahaya Muhammad, tetapi cahaya "sa putera Maryam yang Terang benderang . Saya berharap agar pengikut Muhammad mempelajari kembali, kebenarannya jangan sampai salah mengartikan ayat-ayat atau firman Allah, karena taruhannya itu jiwanya sendiri, keselamatannya sendiri. Lebih baik memperbaiki apa yang salah sekarang daripada terus menerus berjalan dalam kesalahan, bukankah begitu ? . Gbu.
Bukankah di dalam al Quran, ada ayat yang menuliskan bahwa nabi Musa menuliskan tentang Rasul, Nabi yg ummi yang harus di taati perkataannya, yang harus di MULIAKAN, di tolong dan mangikuti CAHAYA TERANG YANG DI TURUNKAN KEATAS-NYA ? Bukankah Rasul Allah, Nabi yang Ummi itu adalah 'ISA PUTERA MARYAM? sebab hanya Dia yang adalah keturunan perempuan,yg nama belakangnya memakai nama perempuan ? JADI SEBENARNYA BUKANKAH SEMUA PENGIKUT MUHAMMAD HARUS MENGIKUTI PERKATAAN, MEMULIAKAN, MENOLONG, DAN MENGIKUTI CAHAYA 'ISA PUTERA MARYAM YANG TERANG dan tidak di katakan cahaya Muhammad ? Gbu .
ReplyDeleteBanyak kalangan yang menafsirkan istilah Ummi sebagai buta huruf, yaitu bahwa nabi Muhammad itu buta huruf. Ada juga setengah orang (missionaries) coba membelokkan makna Ummi dalam al-Qur’an QS 7: 157-158 kedalam pengertian seorang anak yang hanya memiliki ibu, tanpa ayah, karena salah satu arti ummi dalam bahasa Arab ialah ibu, al-ummiy berarti yang dinisbatkan kepada ibu. Dengan demikian, menurut mereka yang dimaksud rasul yang ummiy itu tidak ada lain kecuali Nabi Isa, karena hanya Nabi Isa yang dinisbatkan kepada seorang Ibu.
ReplyDeleteSelain pada QS. 7: 157-158, istilah ummi juga dicantumkan pada surah yang lain: QS 3:20; 75. QS. 62: 2; QS. 2: 78; Q.S. Berdasarkan berbagai ayat inilah ada juga orang yang tidak sependapat dengan tafsiran al-ummiy sebagai orang yang buta huruf. Apalagi dengan penafsiran missionaries yang terkesan memaksakan missinya. Golongan yang ketiga ini memahami al-ummiy sebagai orang yang tidak mengerti terhadap isi atau pesan kitab Taurat, Zabur, dan Injil. Bukan hanya Nabi Muhammad yang ummiy tetapi juga kebanyakan kaum Quraisy Mekah pada waktu itu adalah ummiy. Dalam pengertian demikianlah surah al-Baqarah ayat 78: dipahami:
"dan sebagian dari mereka itu ummi, yaitu tidak mengetahui isi Kitab …" (QS. 2: 78)
Demikian juga ketika memahami surah al-Jumuah ayat 2:
"Dialah yang telah mengutus seorang rasul dari kalangan mereka ke tengah ummat yang ummi dari golongan mereka (sama-sama ummi) yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka tentang kitab dan hikmah padahal sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata." (Q.S. Al-Jumu'ah: 2)
Sebenarnya polemic tentang (ummi) ini bisa dibilang basi, karena banyak ahli telah membahasnya sejak zaman silam. Walau bagaimanapun, pemahaman yang dilontarkan golongan ketiga sangat sesuai untuk menafsirkan kata ummiy dalam ayat-ayat al-Qur’an sebagaimana disebutkan di atas maupun yang berikut ini:
"Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), Maka Katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". dan Katakanlah kepada orang-orang yang Telah diberi Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam". jika mereka masuk islam, Sesungguhnya mereka Telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, Maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). dan Allah Maha melihat akan hamba-hambaNya". (QS. 3: 20)
Nabi Muhammad adalah ummiy, tidak membaca isi kandungan kitab-kitab Taurat, Zabur, dan Injil. Namun, Muhammad s.a.w. adalah manifestasi sifat Allah di bumi. Dialah manusia sempurna yang disempurnakan oleh Allah. Rasulullah Muhammad dan Nurnya adalah makhluk Allah. Dia adalah abduh.
Hanya orang tidak waras yang menyembah dan menuhankan Nur Muhammad, apalagi nur makhluk yang lain. Karena yang berhak disembah sebagai Tuhan hanyalah Dhat yang tak terjangkau oleh akal dan pikiran, tetapi menjangkau dan meliputi akal pikiran dan juga seluruh alam. Dialah Dhat Yang Maha Esa, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletehmmm memang hebat para sufi dengan konsepnya Nur Muhammad. Mereka telah mengoreksi pandangan kristiani tentang nur allazi kana qabla al-'alam
ReplyDeleteIntinya adalah, Nabi Isa as Al Masih ( yesus ) dan Nabi Muhammad SAW adalah di ciptakan,jadi kalau sudah di ciptakan berarti ada yang menciptakan,siapakah yang menciptakan mereka? yang menciptakan mereka adalah ALLAH SWT,Dialah Tuhan yang Maha ESA,Dia jualah yang menciptakan langit dan bumi,jadi kalau mau bicara masalah NUR saya pikir dari zaman NABI ADAM sampai sekarang NUR itu masih tetap ada yang perlu kita tau mengerti dan fahami adalah dari manakah NUR tersebut?
ReplyDeletejadi pada hakekatnya Nabi Isa as ( yesus )hanyalah manusia,jadi saudara2ku yang di kristen berhentilah meNuhankan manusia karna itu lebih baik bagimu.Untuk lebih jelasnya dari Nabi ADAM sampai kita sekarang ini adalah ciptaan ALLAH SWT semata,ketahuilah tidak ada yang patut disembah selain ALLAH SWT.Sedikit saya tambakan lagi,kalau mau ikut yesus masuklah Agama Islam dan tinggalkan ajaran PAULUS.Kita ( Islam ) hanyalah menyempurnakan ajaran Nabi Isa as.
Mohon di respon
jadi sebetulnya darimanakah asal Nur MUhammad itu...?
ReplyDeleteyang jelas di injil takada pernyataan jesus akulah tuhan,yg ad dia mengaku utusan.
ReplyDeleteBapa bisa membuat 1000 Yesus tapi Yesus tidak mampu menciptakan Bapa, karena kata Yesus "Bapa lebih besar daripada aku". Kalau seluruh dunia ini manusianya dijadikan Yesusss semua, Bapa juga bisa...urusan kecil. Memang ketinggian ilmu tentang Tuhan telah menyesatkan orang Kristen sedemikian jauh. Apalagi ajaran yg telah terkontaminasi virus siburuk rupa, Paulus, telah memperak porandakan ajaran asli Isa AS. Sedangkan para sufi yg "bertemu" dengan Yesus pun sering dicurhati Yesus, bahwa dirinya sedih karena umatnya telah jauh menyimpang dan menyembah dirinya. Di sebuah Yesus katanya juga pernah berkeluh kepada Tuhan, agar cawan itu berlalu daripadanya. Artinya Yesus telah diberitahu Tuhan bahwa jaman sesudahnya akan banyak orang yang akan menyembahnya. Kesesatan itulah yg membuat Yesus bersedih, tapi apa daya itulah yg akan terjadi sepeninggalnya. Tapi jangan kuatir Orang Kristen sampai akhir jaman tidak akan punah, tapi Yesus sendiri yg akan datang memusnahkan dan mematahkan kayu salib.
ReplyDeletetuhan berdo pada siapa?yesus berdoa ,inilah sahadat dia dalam doa yoh17:3
ReplyDelete