Sebab Menahan Lapar, Hidup menjadi Sehat
Antara penyebab utama berlakunya akhlak tercela adalah karena perut yang selalu dikenyangkan. Jika perut kenyang, syahwat menguat. Bila syahwat kuat, maka menjadi rakus terhadap harta dan benda, karena nafsu syahwat itu akan mudah disalurkan jika disediakan harta benda. Sedangkan harta benda mudah didapat melalui kedudukan atau jabatan. Ketika nafsu telah mendapatkan harta dan kedudukan, maka tidak lengkap sebelum dihiasi dengan titel PHD (Perasaan Hasad dan Dengki) juga sombong, pamer (riya'), adigang-adigung, dan penyakit jiwa lainnya.
Padahal, jika perut dibiasakan lapar justru dapat menyehatkan jasmani dan rohani. Tidak hairan jika dokter menghimbau para penderita pelbagai penyakit berat agar menurunkan berat badan dengan cara diet yang ketat. Ulama sufi besar, Imam al-Ghazali (1058 M-–1111 M), mengatakan ada 10 manfaat dari menahan lapar, yaitu :
1. Dapat membersihkan hati dan menajamkan mata batin
2. Dapat melembutkan hati sehingga mampu merasakan lezatnya zikir.
3. Dapat meluluhkan hati, menghilangkan kesombongan dan menundukkan jiwa yang liar.
4. Dapat mengingatkan pada ujian Allah di dunia dan azab Allah di akhirat.
5. Dapat mematikan keinginan untuk berbuat maksiat dan menguasai nafsu amarah.
6. Dapat mengurangkan tidur dan membiasakan bangun.
7. Dapat memudahkan beribadah.
8. Dapat menyehatkan tubuh dan menolak penyakit.
9. Dapat mengurangi mu'nah atau menyembuhkan penyakit konsumtif.
10. Dapat memberikan kelebihan harta untuk membantu para du’afa’.
Pertama, Menahan Lapar Dapat Membersihkan Hati dan Menajamkan Mata Batin.
Untuk mempercantik besi yang berkarat, mestilah dibersihkan dulu sebelum diolesi cat pewarna. Begitu juga batin yang telah terkotori oleh sifat-sifat tercela sebagaimana disebutkan di atas, haruslah dicuci dahulu agar dapat menerima setiap kata-kata bijak dan kebenaran. Kurangkan porsi makan dan menahan lapar adalah cara yang efektif untuk membersihkan hati dari kekotorannya. Kata Al-Syibli: Setiap hari aku melaparkan perutku, pintu hikmah dan 'ibrah (pelajaran) terbuka bagiku. Kata Yazid al-Bisthami: Lapar itu hikmah. Bila perut lapar, dari hati akan tercurah hujan hikmah. Lapar memancarkan kearifan, kenyang melahirkan kedunguan. Nabi SAW bersabda:"Cahaya kearifan adalah lapar, menjauh dari Allah adalah kenyang, mendekati Allah ialah mencintai fakir dan miskin dan akrab dengan mereka. Jangan kenyangkan perutmu, nanti padam cahaya hikmah dalam hatimu."
Kedua, Menahan Lapar Dapat Melembutkan Hati sehingga Mampu Merasakan Lezatnya Berzikir.
Kadang-kadang kita berzikir dengan kehadiran hati, tetapi kita tidak menikmatinya dan hati kita tidak tersentuh sama sekali. Pada waktu yang lain, hati kita sangat lembut dan kita merasakan kelezatan berzikir dan kenikmatan bermunajat. Menurut para sufi, sebab utama dari hilangnya kelezatan zikir adalah perut yang kenyang. Kata Abu Sulaiman: Apabila orang lapar dan haus, hatinya akan terang dan lembut. Bila orang kenyang, maka hatinya akan buta dan kasar.
Ketiga, Menahan Lapar dapat Meluluhkan Hati, Menghilangkan Kesombongan dan Menundukkan jiwa yang liar.
Ketika kita lapar, kita merasakan kelemahan tubuh kita di hadapan kekuasaan Allah. Betapa ringkihnya kita, kalau Tuhan memisahkan kita dari makanan dan minuman hanya untuk beberapa waktu saja. Kesabaran akan timbul dengan seringnya kita menahan lapar. Ketika Nabi SAW ditawari semua kenikmatan dunia, beliau menolaknya dan berkata, "Tidak, aku ingin lapar sehari dan kenyang sehari; pada waktu lapar aku bisa bersabar dan merendahkan diriku, pada waktu kenyang aku bisa bersyukur."
Keempat, Menahan Lapar dapat Mengingatkan Kita pada Ujian Allah di Dunia dan Azab Allah di Akhirat.;
Ketika orang kenyang, ia tidak ingat pedihnya kelaparan dan kehausan. Seorang yang arif akan mengenang derita "lapar dan haus" pada hari akhirat atau pada waktu sakaratul maut, ketika ia merasakan lapar dan haus di dunia ini. Orang yang selalu kenyang dan sehat tidak akan merasakan pedihnya hari Kiamat; karena itu, berkurang dan bisa hilang keyakinannya pada hari akhirat. Begitu pula, orang yang tidak pernah lapar akan lupa pada sebagian masyarakat yang diuji Tuhan dengan kelaparan. Ia akan kehilangan imannya; karena ia tidur dengan perut kenyang, sementara tetangganya kelaparan di sampingnya. Ketika Nabi Yusuf as menjadi Menteri Logistik, dia membiasakan puasa setiap hari. Orang bertanya kepadanya: "Mengapa Anda lapar padahal perbendaharaan bumi ditangan anda?". Yusuf as menjawab, "Aku takut kenyang dan melupakan orang yang lapar"
Kelima, Menahan Lapar dapat Mematikan Keinginan untuk Berbuat Maksiat dan Menguasai Nafsu Amarah.
Dalam keadaan kenyang, kita punya kekuatan untuk melakukan kemaksiatan. Makan danminum adalah bensin yang menggerakkan mobil hawa nafsu kita. Kata Al-Ghazali, kenyang dapat mengerakkan dua syahwat (keinginan) yang berbahaya:"syahwat farji" dan "syahwat bicara". Kata Dzun Nun: Setiap kali aku kenyang aku bermaksiat atau berniat untuk melakukan maksiat. Kata 'A'isyah ra: Bid'ah yang pertama terjadi setelah wafat Nabi SAW ialah makan kenyang.
Keenam, Menahan Lapar dapat Mengurangkan Tidur dan Membiasakan Bangun.
Orang yang banyak makan, pasti banyak juga tidurnya. Perut yang penuh sangat sukar dibawa bangun malam. Dahulu, kalau para guru sufi menyajikan makanan untuk para muridnya, mereka berkata, "Janganlah makan banyak, nanti tidur kamu banyakdan kau juga rugi banyak." Jangan berikan ilmu kepada perut-perut yang kenyang, karena mereka akan mengubahnya menjadi mimpi. Jangan berikan sajadah kepada mereka, karena mereka akan mengubahnya menjadi kasur. Jangan berikan pekerjaan penting kepada mereka, karena mereka akan melalaikannya.
Ketujuh, Menahan Lapar dapat Mudah Menjalankan Ibadah.
Untuk makan dan mempersiapkan makanan kita memerlukan waktu. Waktu adalah anugerah Tuhan yang sangat berharga. Jika perhatian kita terpusat pada makanan, kita akan menghabiskan waktu untuk mencari tempat makan, menunggu makanan terhidang, dan menikmati makanannya. Sekarang malah trend berwisata kuliner, dimana orang sampai menghabiskan waktunya selama berjam-jam hanya untuk perjalanan menuju restoran untuk makan makanan kesukaannya. Tidak jarang sampai ke luar kota berhari-hari, bahkan ke luar negeri hanya untuk mencoba atau mencicipi makanan. Tapi sebaliknya, perhatikan ketika kita berpuasa. Pada waktu pagi, kita bisa ke kantor dengan segera tanpa harus makan pagi lebih dahulu. Pada waktu istirahat tengah hari, kita bisa melanjutkan kerja, mengikuti pengajian perkantoran atau membaca Al-Qur'an, karena kita tidak keluar untuk makan siang. Abu Sulaiman al-Darani berkata: Dalam keadaan kenyang, masuk ke dalam diri kita 6 macam penyakit, yaitu:
1) hilangnya kelezatan munajat,
2) berkurangnya kemampuan menyimpan hikmah,
3) memudarnya empati pada penderitaan rakyat,
4) beratnya tubuh untuk melakukan ibadah,
5) bertambahnya gelora syahwat, dan
6) ketika kaum Mukmin bolak-balik ke masjid, mereka yang kenyang bolak-balik ke toilet.
Kedelapan, Menahan Lapar dapat Menyehatkan Tubuh dan Menolak Penyakit.
Pernyataan Al-Ghazali ini, yang didasarkan pada sabda Nabi SAW, dibuktikan dalam kedokteran modern. Dari segi kedokteran, manfaat pertama puasa adalah membersihkan tubuh dari racun. Puasa adalah teknik detoksifikasi yang paling murah dan paling efektif. Detoksifikasi ialah proses mengeluarkan atau menetralkan racun dalam tubuh (toksin) melalui usus, hati, ginjal, paru-paru,dan kulit. Bukan hanya racun yang terbentuk karena kelebihan makanan, tetapi juga racun yang diserap dari lingkungan.
Seorang dokter yang menganjurkan puasa mengetes urin, feses, dan keringatnya pada waktu puasa. Ia menemukan "jejak-jejak" DDT yang diserap dari lingkungan. Manfaat kedua dari puasa ialah berlakunya proses penyembuhan alami. Ketika puasa, energi untuk mencerna makanan dialihkan ke metabolisme dan sistem imun. Pada saat yang sama, dalam tubuh kita terjadi sintesis protein yang sangat efisien dan memungkinkan tumbuhnya sel-sel dan organ-organ yang lebih sehat. Karena produksi protein yang lebih efisien, tingkat metabolism yang lebih lambat, dan sistem imun yang lebih baik, orang yang berpuasa memperoleh manfaat yang ketiga: awet muda dan panjang usia. HGH atau the Human Growth Hormone (hormon untuk pertumbuhan manusia) dikeluarkan lebih sering dalam keadaan berpuasa.
Dalam sebuah eksperimen, cacing tanah diisolasi dan ditempatkan dalam siklus puasa dan tidak puasa –semacam satu hari puasa satu hari berbuka. Cacing itu terbukti bertahan hidup sampai 19 generasi dengan karakteristik tubuh yang tetap muda. "The life-span extension of these worms was the equivalent of keeping a man alive for 600 to 700 years" kata sang peneliti.
Kesembilan, Menahan Lapar dapat Mengurangi Mu'nah atau penyakit konsumtif.
Orang yang terbiasa makan sedikit akan puas dengan kehidupan yang sederhana. Dari kebersahajaan dalam makanan, ia akan melanjutkannya kedalam kebersahajaan dalam pakaian, rumah, kendaraan, dan hajat-hajat hidup lainnya. Sudah terbukti secara ilmiah, tetapi tetap sajatidak dipercayai orang, bahwa orang yang hidup sederhana hidup jauh lebih bahagia dari orang yang hidup mewah. Al-Ghazali menulis hampir 900 tahun yanglalu seperti para ahli psikologi positif pada abad ini: "Secara singkat, penyebab kehancuran manusia ialah kerakusannya akan kesenangan dunia. Kerakusan dunia disebabkan oleh"syahwat farji" dan "syahwat perut". Dengan mengurangi makan kita menutup pintu neraka dan membuka pintu surga, sebagaimana disabdakan Nabi SAW: "Biasakan mengetuk pintu surga dengan lapar."
Jika orang sudah merasa cukup dengan makan sekadarnya, ia juga akan merasa cukup dengan keinginan-keinginan yang sekadarnya juga. Ia akan merdeka dan mandiri. Ia akan hidup tenteram. Ia akan mempunyai waktu lebih banyak untuk beribadah dan berdagang untuk hari akhirat. Ia akan termasuk"orang yang perdagangan dan jual beli tidak melalaikannya dari berzikir kepada Allah" (QS. Al-Nur: 37).
Kesepuluh, Menahan Lapar dapat Memberikan Kelebihan harta untuk Membantu Kaum Du’afa’
Nabi SAW bersabda:"Cahaya kearifan adalah lapar, menjauh dari Allah adalah kenyang, mendekati Allah ialah mencintai fakir dan miskin dan akrab dengan mereka. Jangan kenyangkan perutmu, nanti padam cahaya hikmah dalam hatimu."
Dalam dunia modern, manusia bekerja keras mengumpulkan uang, dan jika uang sudah terkumpul, ia lampiaskan dengan makan makanan yang enak-enak dan mahal-mahal. Betapa bisnis makanan menjadi bisnis yang tidak pernah berhenti selama 24 jam. Bisnis makanan adalah bisnis yang paling menguntungkan. Orang kaya bisa menghabiskan lebih dari Rp. 5 juta hanya untuk sekali makan malam bersama keluarganya di Restoran Jepang. Brosur-brosur dari Bank penerbit Kartu Kredit menawarkan diskon untuk makan di makanan tertentu di restoran tertentu, yang meski diskon tetap saja mahal. Rata-rata biaya makan siang bagi pegawai menengah di Jakarta adalah Rp. 50 ribu - Rp. 100.000,-. Kalau dikalikan sebulan antara Rp. 1 juta - 2 juta. Apakah sedekahnya sebesar itu?.
Terkadang bukan hanya faktor uang, tapi juga waktunya ia buang-buang untuk memburu makanan hingga ke luar negeri. Seorang buruh dengan upah minimum, menghabiskan hampir 50% penghasilannya untuk makan. Seandainya saja itu semua bisa dihemat, dan dananya disedekahkan untuk para fakir miskin, jutaan orang akan terangkat harkat kehidupannya. Untuk itu, sambil mengutip tafsir tentang amanah yang dibebankan pada manusia, al-Ghazali menyebutkan kekayaan sebagai salah satu di antara amanah Tuhan yang harus kita pertanggungjawabkan. Manusia telah menggunakan amanah itu untuk memperkaya diri, memuaskan hawa nafsu, dan melupakan hari akhirat. "Mereka meluaskan rumah dan menyempitkan kuburannya, menggemukkan keluarganya dan menguruskan agamanya, serta melelahkan dirinya pagi dan sore untuk mengemis kekayaan dari pintu para penguasa". Padahal dengan menahan lapar, pintu surga terbuka dengan sendirinya.
Rasulullah mengisyaratkan kepada Aisyah bahwa dengan perut yang lapar, isi surga dapat dilihat, saat di dunia ini juga. "Wahai istriku, seringlah kamu mengetuk pintu surga" "Mengetuk pintu surga?" tanya Aisyah. "Ya, benar. Kamu harus sering mengetuk pintu surga " jawab Rasulullah. "Dengan cara apa kami mengetuk pintu surga, sedangkan kami masih lagi di dunia ?" tanya Aisyah. "Sangatlah mudah caranya. Ketuklah pintu surga dengan rasa lapar. Karena dengan begitu, setan tidak akan mengganggumu" "Setan tidak mengganggu kami ?" "Benar. Seandainya setan tidak berkeliaran dihati anak Adam niscaya mereka bisa melihat kerajaan langit (temasuk surga)”. "Sesungguhnya setan masuk ke tubuh anak Adam melalui jalan darah. Maka persempitlah aliran darah itu dengan rasa lapar."
Padahal, jika perut dibiasakan lapar justru dapat menyehatkan jasmani dan rohani. Tidak hairan jika dokter menghimbau para penderita pelbagai penyakit berat agar menurunkan berat badan dengan cara diet yang ketat. Ulama sufi besar, Imam al-Ghazali (1058 M-–1111 M), mengatakan ada 10 manfaat dari menahan lapar, yaitu :
1. Dapat membersihkan hati dan menajamkan mata batin
2. Dapat melembutkan hati sehingga mampu merasakan lezatnya zikir.
3. Dapat meluluhkan hati, menghilangkan kesombongan dan menundukkan jiwa yang liar.
4. Dapat mengingatkan pada ujian Allah di dunia dan azab Allah di akhirat.
5. Dapat mematikan keinginan untuk berbuat maksiat dan menguasai nafsu amarah.
6. Dapat mengurangkan tidur dan membiasakan bangun.
7. Dapat memudahkan beribadah.
8. Dapat menyehatkan tubuh dan menolak penyakit.
9. Dapat mengurangi mu'nah atau menyembuhkan penyakit konsumtif.
10. Dapat memberikan kelebihan harta untuk membantu para du’afa’.
Pertama, Menahan Lapar Dapat Membersihkan Hati dan Menajamkan Mata Batin.
Untuk mempercantik besi yang berkarat, mestilah dibersihkan dulu sebelum diolesi cat pewarna. Begitu juga batin yang telah terkotori oleh sifat-sifat tercela sebagaimana disebutkan di atas, haruslah dicuci dahulu agar dapat menerima setiap kata-kata bijak dan kebenaran. Kurangkan porsi makan dan menahan lapar adalah cara yang efektif untuk membersihkan hati dari kekotorannya. Kata Al-Syibli: Setiap hari aku melaparkan perutku, pintu hikmah dan 'ibrah (pelajaran) terbuka bagiku. Kata Yazid al-Bisthami: Lapar itu hikmah. Bila perut lapar, dari hati akan tercurah hujan hikmah. Lapar memancarkan kearifan, kenyang melahirkan kedunguan. Nabi SAW bersabda:"Cahaya kearifan adalah lapar, menjauh dari Allah adalah kenyang, mendekati Allah ialah mencintai fakir dan miskin dan akrab dengan mereka. Jangan kenyangkan perutmu, nanti padam cahaya hikmah dalam hatimu."
Kedua, Menahan Lapar Dapat Melembutkan Hati sehingga Mampu Merasakan Lezatnya Berzikir.
Kadang-kadang kita berzikir dengan kehadiran hati, tetapi kita tidak menikmatinya dan hati kita tidak tersentuh sama sekali. Pada waktu yang lain, hati kita sangat lembut dan kita merasakan kelezatan berzikir dan kenikmatan bermunajat. Menurut para sufi, sebab utama dari hilangnya kelezatan zikir adalah perut yang kenyang. Kata Abu Sulaiman: Apabila orang lapar dan haus, hatinya akan terang dan lembut. Bila orang kenyang, maka hatinya akan buta dan kasar.
Ketiga, Menahan Lapar dapat Meluluhkan Hati, Menghilangkan Kesombongan dan Menundukkan jiwa yang liar.
Ketika kita lapar, kita merasakan kelemahan tubuh kita di hadapan kekuasaan Allah. Betapa ringkihnya kita, kalau Tuhan memisahkan kita dari makanan dan minuman hanya untuk beberapa waktu saja. Kesabaran akan timbul dengan seringnya kita menahan lapar. Ketika Nabi SAW ditawari semua kenikmatan dunia, beliau menolaknya dan berkata, "Tidak, aku ingin lapar sehari dan kenyang sehari; pada waktu lapar aku bisa bersabar dan merendahkan diriku, pada waktu kenyang aku bisa bersyukur."
Keempat, Menahan Lapar dapat Mengingatkan Kita pada Ujian Allah di Dunia dan Azab Allah di Akhirat.;
Ketika orang kenyang, ia tidak ingat pedihnya kelaparan dan kehausan. Seorang yang arif akan mengenang derita "lapar dan haus" pada hari akhirat atau pada waktu sakaratul maut, ketika ia merasakan lapar dan haus di dunia ini. Orang yang selalu kenyang dan sehat tidak akan merasakan pedihnya hari Kiamat; karena itu, berkurang dan bisa hilang keyakinannya pada hari akhirat. Begitu pula, orang yang tidak pernah lapar akan lupa pada sebagian masyarakat yang diuji Tuhan dengan kelaparan. Ia akan kehilangan imannya; karena ia tidur dengan perut kenyang, sementara tetangganya kelaparan di sampingnya. Ketika Nabi Yusuf as menjadi Menteri Logistik, dia membiasakan puasa setiap hari. Orang bertanya kepadanya: "Mengapa Anda lapar padahal perbendaharaan bumi ditangan anda?". Yusuf as menjawab, "Aku takut kenyang dan melupakan orang yang lapar"
Kelima, Menahan Lapar dapat Mematikan Keinginan untuk Berbuat Maksiat dan Menguasai Nafsu Amarah.
Dalam keadaan kenyang, kita punya kekuatan untuk melakukan kemaksiatan. Makan danminum adalah bensin yang menggerakkan mobil hawa nafsu kita. Kata Al-Ghazali, kenyang dapat mengerakkan dua syahwat (keinginan) yang berbahaya:"syahwat farji" dan "syahwat bicara". Kata Dzun Nun: Setiap kali aku kenyang aku bermaksiat atau berniat untuk melakukan maksiat. Kata 'A'isyah ra: Bid'ah yang pertama terjadi setelah wafat Nabi SAW ialah makan kenyang.
Keenam, Menahan Lapar dapat Mengurangkan Tidur dan Membiasakan Bangun.
Orang yang banyak makan, pasti banyak juga tidurnya. Perut yang penuh sangat sukar dibawa bangun malam. Dahulu, kalau para guru sufi menyajikan makanan untuk para muridnya, mereka berkata, "Janganlah makan banyak, nanti tidur kamu banyakdan kau juga rugi banyak." Jangan berikan ilmu kepada perut-perut yang kenyang, karena mereka akan mengubahnya menjadi mimpi. Jangan berikan sajadah kepada mereka, karena mereka akan mengubahnya menjadi kasur. Jangan berikan pekerjaan penting kepada mereka, karena mereka akan melalaikannya.
Ketujuh, Menahan Lapar dapat Mudah Menjalankan Ibadah.
Untuk makan dan mempersiapkan makanan kita memerlukan waktu. Waktu adalah anugerah Tuhan yang sangat berharga. Jika perhatian kita terpusat pada makanan, kita akan menghabiskan waktu untuk mencari tempat makan, menunggu makanan terhidang, dan menikmati makanannya. Sekarang malah trend berwisata kuliner, dimana orang sampai menghabiskan waktunya selama berjam-jam hanya untuk perjalanan menuju restoran untuk makan makanan kesukaannya. Tidak jarang sampai ke luar kota berhari-hari, bahkan ke luar negeri hanya untuk mencoba atau mencicipi makanan. Tapi sebaliknya, perhatikan ketika kita berpuasa. Pada waktu pagi, kita bisa ke kantor dengan segera tanpa harus makan pagi lebih dahulu. Pada waktu istirahat tengah hari, kita bisa melanjutkan kerja, mengikuti pengajian perkantoran atau membaca Al-Qur'an, karena kita tidak keluar untuk makan siang. Abu Sulaiman al-Darani berkata: Dalam keadaan kenyang, masuk ke dalam diri kita 6 macam penyakit, yaitu:
1) hilangnya kelezatan munajat,
2) berkurangnya kemampuan menyimpan hikmah,
3) memudarnya empati pada penderitaan rakyat,
4) beratnya tubuh untuk melakukan ibadah,
5) bertambahnya gelora syahwat, dan
6) ketika kaum Mukmin bolak-balik ke masjid, mereka yang kenyang bolak-balik ke toilet.
Kedelapan, Menahan Lapar dapat Menyehatkan Tubuh dan Menolak Penyakit.
Pernyataan Al-Ghazali ini, yang didasarkan pada sabda Nabi SAW, dibuktikan dalam kedokteran modern. Dari segi kedokteran, manfaat pertama puasa adalah membersihkan tubuh dari racun. Puasa adalah teknik detoksifikasi yang paling murah dan paling efektif. Detoksifikasi ialah proses mengeluarkan atau menetralkan racun dalam tubuh (toksin) melalui usus, hati, ginjal, paru-paru,dan kulit. Bukan hanya racun yang terbentuk karena kelebihan makanan, tetapi juga racun yang diserap dari lingkungan.
Seorang dokter yang menganjurkan puasa mengetes urin, feses, dan keringatnya pada waktu puasa. Ia menemukan "jejak-jejak" DDT yang diserap dari lingkungan. Manfaat kedua dari puasa ialah berlakunya proses penyembuhan alami. Ketika puasa, energi untuk mencerna makanan dialihkan ke metabolisme dan sistem imun. Pada saat yang sama, dalam tubuh kita terjadi sintesis protein yang sangat efisien dan memungkinkan tumbuhnya sel-sel dan organ-organ yang lebih sehat. Karena produksi protein yang lebih efisien, tingkat metabolism yang lebih lambat, dan sistem imun yang lebih baik, orang yang berpuasa memperoleh manfaat yang ketiga: awet muda dan panjang usia. HGH atau the Human Growth Hormone (hormon untuk pertumbuhan manusia) dikeluarkan lebih sering dalam keadaan berpuasa.
Dalam sebuah eksperimen, cacing tanah diisolasi dan ditempatkan dalam siklus puasa dan tidak puasa –semacam satu hari puasa satu hari berbuka. Cacing itu terbukti bertahan hidup sampai 19 generasi dengan karakteristik tubuh yang tetap muda. "The life-span extension of these worms was the equivalent of keeping a man alive for 600 to 700 years" kata sang peneliti.
Kesembilan, Menahan Lapar dapat Mengurangi Mu'nah atau penyakit konsumtif.
Orang yang terbiasa makan sedikit akan puas dengan kehidupan yang sederhana. Dari kebersahajaan dalam makanan, ia akan melanjutkannya kedalam kebersahajaan dalam pakaian, rumah, kendaraan, dan hajat-hajat hidup lainnya. Sudah terbukti secara ilmiah, tetapi tetap sajatidak dipercayai orang, bahwa orang yang hidup sederhana hidup jauh lebih bahagia dari orang yang hidup mewah. Al-Ghazali menulis hampir 900 tahun yanglalu seperti para ahli psikologi positif pada abad ini: "Secara singkat, penyebab kehancuran manusia ialah kerakusannya akan kesenangan dunia. Kerakusan dunia disebabkan oleh"syahwat farji" dan "syahwat perut". Dengan mengurangi makan kita menutup pintu neraka dan membuka pintu surga, sebagaimana disabdakan Nabi SAW: "Biasakan mengetuk pintu surga dengan lapar."
Jika orang sudah merasa cukup dengan makan sekadarnya, ia juga akan merasa cukup dengan keinginan-keinginan yang sekadarnya juga. Ia akan merdeka dan mandiri. Ia akan hidup tenteram. Ia akan mempunyai waktu lebih banyak untuk beribadah dan berdagang untuk hari akhirat. Ia akan termasuk"orang yang perdagangan dan jual beli tidak melalaikannya dari berzikir kepada Allah" (QS. Al-Nur: 37).
Kesepuluh, Menahan Lapar dapat Memberikan Kelebihan harta untuk Membantu Kaum Du’afa’
Nabi SAW bersabda:"Cahaya kearifan adalah lapar, menjauh dari Allah adalah kenyang, mendekati Allah ialah mencintai fakir dan miskin dan akrab dengan mereka. Jangan kenyangkan perutmu, nanti padam cahaya hikmah dalam hatimu."
Dalam dunia modern, manusia bekerja keras mengumpulkan uang, dan jika uang sudah terkumpul, ia lampiaskan dengan makan makanan yang enak-enak dan mahal-mahal. Betapa bisnis makanan menjadi bisnis yang tidak pernah berhenti selama 24 jam. Bisnis makanan adalah bisnis yang paling menguntungkan. Orang kaya bisa menghabiskan lebih dari Rp. 5 juta hanya untuk sekali makan malam bersama keluarganya di Restoran Jepang. Brosur-brosur dari Bank penerbit Kartu Kredit menawarkan diskon untuk makan di makanan tertentu di restoran tertentu, yang meski diskon tetap saja mahal. Rata-rata biaya makan siang bagi pegawai menengah di Jakarta adalah Rp. 50 ribu - Rp. 100.000,-. Kalau dikalikan sebulan antara Rp. 1 juta - 2 juta. Apakah sedekahnya sebesar itu?.
Terkadang bukan hanya faktor uang, tapi juga waktunya ia buang-buang untuk memburu makanan hingga ke luar negeri. Seorang buruh dengan upah minimum, menghabiskan hampir 50% penghasilannya untuk makan. Seandainya saja itu semua bisa dihemat, dan dananya disedekahkan untuk para fakir miskin, jutaan orang akan terangkat harkat kehidupannya. Untuk itu, sambil mengutip tafsir tentang amanah yang dibebankan pada manusia, al-Ghazali menyebutkan kekayaan sebagai salah satu di antara amanah Tuhan yang harus kita pertanggungjawabkan. Manusia telah menggunakan amanah itu untuk memperkaya diri, memuaskan hawa nafsu, dan melupakan hari akhirat. "Mereka meluaskan rumah dan menyempitkan kuburannya, menggemukkan keluarganya dan menguruskan agamanya, serta melelahkan dirinya pagi dan sore untuk mengemis kekayaan dari pintu para penguasa". Padahal dengan menahan lapar, pintu surga terbuka dengan sendirinya.
Rasulullah mengisyaratkan kepada Aisyah bahwa dengan perut yang lapar, isi surga dapat dilihat, saat di dunia ini juga. "Wahai istriku, seringlah kamu mengetuk pintu surga" "Mengetuk pintu surga?" tanya Aisyah. "Ya, benar. Kamu harus sering mengetuk pintu surga " jawab Rasulullah. "Dengan cara apa kami mengetuk pintu surga, sedangkan kami masih lagi di dunia ?" tanya Aisyah. "Sangatlah mudah caranya. Ketuklah pintu surga dengan rasa lapar. Karena dengan begitu, setan tidak akan mengganggumu" "Setan tidak mengganggu kami ?" "Benar. Seandainya setan tidak berkeliaran dihati anak Adam niscaya mereka bisa melihat kerajaan langit (temasuk surga)”. "Sesungguhnya setan masuk ke tubuh anak Adam melalui jalan darah. Maka persempitlah aliran darah itu dengan rasa lapar."
Comments
Post a Comment
TERIMAKASIH ANDA ANDA TELAH BUAT KOMENTAR DI SINI