Syariat Tarikat Hakikat
Saudaraku yang ‘arif…
Apabila hijabmu telah diangkat
oleh Allah, pintu makrifatmu telah dibuka, maka tak ada yang kau dapatkan
selain kenikmatan rohani yang berlimpah-limpah, yaitu cahaya cinta yang membuat
engkau semakin dekat dan masuk ke dalamnya, bermandikan cahaya kasih dan sayang.
Cahaya Ilahi tersebut akan memenuhi seluruh relung dalam rongga dada. Semoga engkau
istiqamah dalam menjaganya agar Nûr Allāh bertahta
terus-menerus dalam hati sucimu.
Jalan
syariat harus kau tempuh, bukan dengan keterpaksaan tapi dengan suka cita dan
gelora cinta. Di sinilah arti pernyataan sang guru, tarekat tanpa syariat itu bātil
(sesat) dan syariat tanpa tarekat itu ‛ātil (kosong). Syariat meniscayakan
perbuatan lahir, disebut af'āl al-mukallafīn (perbuatan para mukallaf). Namun
apabila syariat dilaksanakan hanya sekadar menjalankan perintah agama (tata
lahir), justeru engkau akan menghadapi masalah. Allah mengingatkan Inna
rabbaka ya‛lamu ma yusirruna wa ma yu‛linun (sesungguhnya tuhanmu
mengetahui apa yang mereka rahsiakan dan apa yang mereka nyatakan). Gerak lakumu
itu terdiri dari sisi lahir dan sisi batin. Kedua-duanya harus disepadukan. Laku
syariat harus engkau barengi dengan laku tasawuf.
Saudaraku..
Dalam tasawuf ada dikenal trilogi
ajaran yang popular yaitu syariat, tarekat, dan hakikat. Jika diumpamakan, maka
syariat ibarat kapal, tarekat ibarat lautan, dan hakekat ibarat mutiara yang
terpendam jauh di dasar lautan. Untuk memperoleh mutiara hakekat, engkau perlu
menyelami lautan, dan untuk mengarungi lautan yang bergelombang engkau perlukan
sebuah kapal. Dalam nafas yang sama, trilogy ajaran tersebut juga diibaratkan
seperti buah kelapa. Syariat ibarat kulit, tarekat ibarat isi, dan hekikat
ibarat minyak. Untuk memperoleh minyak hakikat, engkau mesti terlebih dahulu
mengupas kulit syariat dan menapis isi tarekat.
Dari perumpamaan tersebut
kiranya engkau dapat mengerti bahwa syariat, tarekat, dan hakikat merupakan
satu kesatuan yang tak boleh dipisah-pisahkan, karena ”syariat itu hancur
kepada tarekat dan tarekat itu hancur kepada hakikat dan hakikat itu hancur
kepada nur. Itulah bayang-bayang Allah yang sebenar-benarnya. Syariat adalah af’al
Allah, Tarekat adalah asma Allah, Hakikat adalah sifat Allah, dan Makrifat adalah
wujud Allah yang mutlak.”
Comments
Post a Comment
TERIMAKASIH ANDA ANDA TELAH BUAT KOMENTAR DI SINI