Puisi tentang Ruh

Ia turun kepadamu hai tubuh dari tempat yang amat tinggi,
Bagaikan merpati jinak, tapi enggan dan tetap berlari.
Terselubung dari setiap pelupuk mata yang memandang,
Sedangkan ia membuka wajah tanpa bercadar.


Ia datang kepadamu dengan paksa, namun
Enggan berpisah meski penuh keluhan.
Meski enggan dan tak suka menyatu, namun denganmu ia berpadu
Alah bisa karena biasa, bersanding dengan kebejatan dan nestapa.
Mungkin ia lupa akan janji-janjinya manakala ada di alamnya yang mulya

Tersedu-sedan ia menangis, teringat janji di alamnya yang luhur dan mulia,
Bercucuran air mata, deras, tiada berhenti.
Merpati pun terus berkicau menangisi puing-puing,
Yang telah runtuh oleh kisaran badai dari empat arah mata angin.
Itu karena ia terhalang oleh jeratan kuat yang menahan,
Dalam sangkar emas, tak boleh lepas ke angakasa bebas.

Hingga bila hampir berpulang…
Mendekat pula saat berlepas ke angkasa luas
Lalu pergi, tercerai dari segala yang ditinggal…
Tertinggal remeh bersama tanah… tanpa berpadah…
Ketika itu… tiba-tiba tersingkap tabir, dan ternampaklah…
Apa yang tak terjangkau oleh mata mengantuk.
Ia pun berkicau di atas puncak maha mulya…
Begitulah ilmu, meninggikan semua yang rendah-rendah

Boleh jadi ada yang bertanya, Jika memang ruh bergembira dalam jalan berpulangnya
Nah, mengapa pula ia diturunkan dari ketinggian,
Menuju ke dalaman yang amat rendah dan nestapa?

Ia diturunkan oleh Tuhan, demi mendedahkan suatu hikmah,
Yang tidak terjangkau walau cerdik cendikia nan bijak!
Tak pelak lagi, turunnya adalah keniscayaan,
Agar menjangkau apa yang belum dijangkau.

Guna meraih dua rahsia, bahgia surga derita neraka,
Sobekan bajunya tak perlu dijahit.
Masa menghadang perjalanannya, kendati demikian,
Ia terbenam, tidak serupa ketika terbitnya.
Ia seakan kilat cemerlang di benteng ketinggiannya,
Lalu redup dan menghilang bagai tak pernah ada kilauan.

Bergembiralah dengan jawapan yang kuungkap,
Karena api ilmu bersama kilaunya.

(Lihat. Zaki Najib Mahmud. Qusyur wa Lubab. Mesir)

sekedar intermezo sila baca di sini

Comments

  1. Bisa mnta tlg kirimkan Puisi Ibn Sina lengkapnya? Dari puisi di atas? Atau pdf kitab Qusyur wa lubab?

    mail me : shiinyane@gmail.com

    ReplyDelete

Post a Comment

TERIMAKASIH ANDA ANDA TELAH BUAT KOMENTAR DI SINI

Popular posts from this blog

Simbol Alif Lām Lām Hā' dalam Ilmu Shuhud

Menyadari Sir Allah dalam Diri

Mengenal Hakikat Diri Manusia (Bagian II)